Rabu, 21/06/2017
Rabu, 21/06/2017
Ilustrasi
Rabu, 21/06/2017
Ilustrasi
SAMARINDA - Ditemukannya peredaran uang palsu setiap tahun di Kaltim membuat Anggota DPRD Kaltim Syarifah Fatimah Alaydrus meminta warga selalu waspada dan tak ragu melaporkan jika menemukan uang palsu.
“Umumnya pecahan yang beredar adalah nominal besar. Bank Indonesia perwakilan Kaltim juga telah mengatakan memang ditemukan 60 bilyet (lembar) uang palsu hingga akhir April 2017 lalu. Artinya masih ada potensi kembali beredarnya uang palsu apalagi jelang lebaran,” ungkap Politikus Golkar ini.
Meski ada tren penurunan peredaran uang palsu dibanding 2016, 1.013 bilyet, namun saat itu Kaltim memang masuk kategori rawan.
Nilai 1.013 bilyet tersebut terbagi atas 851 lembar uang pecahan Rp100 ribu, 154 lembar uang Rp50 ribu, 5 lembar uang Rp20 ribu dan selembar pecahan Rp10 ribu, Rp5 ribu serta Rp2 ribu.
“Ulah manusia seperti ini wajib diwaspadai, bukan hanya Kaltim bahkan daerah lain seluruh dunia mengalami ancaman serupa,” sebutnya.
Selain diharapkan laporan dari warga, masalah ini menjadi tugas pihak berwenang pula untuk lebih memperkuat pemantauan peredaran uang palsu terutama pada nominal pecahan puluhan ribu hingga seratus ribu rupiah.
“Masyarakat juga harus mengantisipasi agar tidak terjebak uang palsu saat bertransaksi, apalagi jika jumlah transaksinya besar,” imbaunya.
Lanjut dia, masyarakat juga perlu mengetahui deteksi uang yang akan diterima benar-benar asli. Seperti dilihat ciri-cirinya, diraba sisi uangnya dan diterawang maupun mendeteksi menggunakan alat khusus pendeteksi uang.
”Jangan ragu segera melapor kepada pihak yang berwajib kalau terjebak transaksi uang palsu. Oleh karena itu, agar tidak menjadi korban, kita harus berhati-hati. Selain itu sebaiknya masyarakat yang melakukan transaksi jumlah besar jangan disembarang tempat agar menghindari hal-hal tidak diinginkan,” paparnya. (hms5)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.