Selasa, 11/07/2017

Dinkes Bekali 90 Petugas Pemantau Gizi

Selasa, 11/07/2017

SIAP TUGAS: Rini menyematkan seragam petugas pemantau status gizi (PSG). Seremoni ini sekaligus menandai resminya tugas mereka di lapangan.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Dinkes Bekali 90 Petugas Pemantau Gizi

Selasa, 11/07/2017

logo

SIAP TUGAS: Rini menyematkan seragam petugas pemantau status gizi (PSG). Seremoni ini sekaligus menandai resminya tugas mereka di lapangan.

SAMARINDA - Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim, Senin (10/7) lalu membekali Tenaga Pelaksana Pemantauan Status Gizi (PSG) di ballroom hotel Selyca Mulya jalan Bayangkara Samarinda. Kegiatan ini diikuti 90 tenaga kesehatan se-Kaltim. 

Kepala Dinkes Kaltim, Rini Retno Sukesi dalam pengantarnya menjelaskan Kementerian kesehatan berupaya merubah pola pikir stakeholder dan masyarakat dengan meningkatkan upaya promotive preventif, pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan keluarga, melibatkan lintas sektor dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). 

Keluarga sehat miliki sedikitnya 12 indikator atau perilaku dalam keluarga. Diantaranya, indikator keluarga Sehat, jika bayinya mendapat ASI Eksklusif 6 bulan dan sampai 5 tahun selalu dipantau pertumbuhannya menggunakan buku KIA. Pemantauan pertumbuhan balita bagian standar pelayanan minimal harus dilakukan Dinkes daerah. 

Untuk ketersediaan informasi perkembangan status gizi dan capaian pembinaan gizi wilayah, harus cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan. Perlu melakukan monitoring dan evaluasi tiap tahun. Pelaksanaan PSG secara periodik berkesinambungan tiap tahun merupakan bagian kegiatan 

monitoring dan evaluasi pembinaan gizi. 

Data dan informasi dari PSG dijadikan bahan pengambil keputusan dan penyusunan rencana kegiatan di daerah. Hasil PSG pada 2014, 2015 dan 2016 menunjukan tren perbaikan status gizi pada balita khususnya di Provinsi Kalimantan Timur. Pada 2014 prevalensi kurang gizi 17,3 persen menjadi 19.1 persen tahun 2015 dan 18 persen tahun 2016. Untuk prevalensi balita kurus pada 2014 sebesar 12,3 persen, tahun 2015 ‘menjadi 12,1 persen dan tahun 2016 turun sebesar 9,6 persen. 

Namun, prevalensi balita pendek mengalami kenaikan, hasil PSG tahun 2014 sebesar 26,1 persen mengalami kenaikan pada 2016. Melihat data status gizi di Kaltim itu, akan didata seluruh 10 kabupaten. Kemudian dianalisa dan dikeluarkan data status gizi Kaltim di tahun 2017. 

“Saya harapkan petugas pemantau gizi turun ke lapangan sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai gizi seimbang,” kata Rini. (*/rs)


Dinkes Bekali 90 Petugas Pemantau Gizi

Selasa, 11/07/2017

SIAP TUGAS: Rini menyematkan seragam petugas pemantau status gizi (PSG). Seremoni ini sekaligus menandai resminya tugas mereka di lapangan.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.