SAMARINDA-Sejumlah kelompok tani mengeluhkan minimnya perhatian dari pemerintah agar mampu tetap bertahan. Diantaranya, di Desa Sido Mukti Kecamatan Sebulu, Desa Bangun Rejo Kecamatan Tenggarong Seberang, dan Desa Jongkang Kecamatan Loa Kulu.  

Anggota DPRD Kaltim Suterisno Toha mengatakan sudah beberapa tahun terakhir para kelompok tani beraktifitas secara mandiri tanpa ada bantuan dari pemerintah. Padahal, ditengah sulitnya perekonomian Indonesia saat ini memberi pengaruh besar terhadap terpuruknya kelompok tani di Kaltim.

“Jatuh-bangun sudah sering dilalui oleh kelompok tani, akan tetapi krisis global yang menimpa perekonomian saat ini membuat mereka terus merugi. Belum lagi musim kemarau yang menyebabkan sulitnya berkembang untuk jenis pertanian dan perkebunan,”beber Suterisno.

Kondisi yang semakin terpuruk membuat sejumlah kelompok tani kesulitan untuk meneruskan usahanya, bahkan tidak sedikit yang kekurangan modal kemudian  memutuskan berhenti sementara dibidang pertanian.

“Ada yang ingin melanjutkan dan memulai peternakan sapi akan tetapi terkendala modal. Sedangkan keinginan untuk melakukan pinjaman ke Bank, tidak sanggup cicilan perbulan dan agunan sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi,”ucap Suterisno.

Politikus asal Gerindra itu menyebutkan bahwa jika kondisi tersebut terus dibiarkan tanpa ada perhatian dari pemerintah maka lambat laun akan banyak kelompok tani yang gulung tikar, dan beralih ke profesi lain yang lebih menjanjikan.

Padahal, pengembangan bidang pertanian merupakan salah satu penopang dari ekonomi kerakyatan sehingga akan mengurangi pengangguran bahkan akan membuat iklim perekonomian di daerah semakin kuat dan membaik.

Suterisno berjanji akan menindaklanjuti masalah ini dengan menyampaikannya pada rapat kerja komisi II dengan mitra kerja pemerintah daerah dalam hal ini instansi terkait agar mampu mendapat solusi penyelesaian.(adv/hms4)