TENGGARONG-Fakultas Teknik (Fatek) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) menggelar Workshop for Implementation Of Economical Analysis to Determine The Coal Reserves, Sabtu (14/10).

Workshop yang dilaksanakan di ruang rapat Rektorat Unikarta ini menghadirkan pemateri, Ir. Andre Alis selaku Ketua Komite Implementasi Sistem Competent Person PERHAPI (Perhimpunan Ahli Tambang Indonesia).

Ketua Panitia Sundek Hariyadi dalam sambutannya menyampaikan workshop kali ini dilangsungkan selama dua hari berturut-turut dan diikuti oleh 37 peserta. “Dilangsungkan dua hari, hari ini dan besok diikuti 37 peserta terdiri dari 14 orang dari industri, 11 dari dosen, 10 dari mahasiswa dan dua orang dari independen atau tidak mewakili instansi apapun,” kata Sundek kepada Koran Kaltim, sabtu (14/10).

Plt. Rektor Unikarta Erwinsyah yang membuka secara resmi Workshop kali ini mengapresiasi kinerja panitia pelaksana dan jajaran Fakultas Teknik mampu menyelenggarakan workshop untuk kesekian kali ini di Kampus Ungu.

“Kami mengapresiasi karena salah satu kegiatan bagaimana meningkatkan kompetensi di bidang pertambangan. Selain ajang silaturahmi juga sebagai ajang meningkatkan kualitas diri agar berdampak pada semangat kita. Seperti kita ketahui bersama memang kondisi energi khususnya tambang saat ini bisa saya simpulkan wait and see,” kata Erwin.

Erwin mengungkapkan bidang pertambangan secara ekonomi masih tetap bagus, tapi memang ada terlihat terkesan masih menunggu. Kondisi ini diakui turut berdampak besar pada lembaga Universitas. Minat melanjutkan kuliah di Fatek turut menurun dan ini diyakini terjadi tidak hanya di Unikarta tapi juga terjadi di kampus lain.

“Mudah-mudahan dengan semangat yang kita lakukan hari ini berdampak juga ke depan, semoga tetap dijaga karena kebutuhan energi kita sesuai program pusat kita dituntut untuk meningkatkan produksi energi di setiap daerah,” ungkapnya.

Andre Alis menegaskan kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan secara berkala karena diharapkan mampu menambah SDM di bidang pertambangan. “Karena IUPE (Ijin Usaha Pertambangan Eksplorasi) itu menurut peraturan Dirjen setiap pernyataan sumber daya mineral, batu bara dan cadangannya itu harus ditandatangani oleh Competent Person, jadi laporan itu juga disusun oleh Competent Person, sedangkan IUPE yang tercatat saat ini saja sudah 400-an, di Perhapi itu tercatat jumlah Competent Person baru 130 orang yang idealnya jika dibandingkan dengan IUPE harusnya kita siap ratusan Competent Person,” tegasnya. (adv/hei)