Rabu, 15/11/2017

DPRD Hearing dengan BPK dan Petinggi Kampung

Rabu, 15/11/2017

HEARING: Wakil Ketua II DPRD Mahulu, Tiopilus Hanyeq memimpin hearing antara BPK dengan Petinggi Kampung di Kubar

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

DPRD Hearing dengan BPK dan Petinggi Kampung

Rabu, 15/11/2017

logo

HEARING: Wakil Ketua II DPRD Mahulu, Tiopilus Hanyeq memimpin hearing antara BPK dengan Petinggi Kampung di Kubar

MAHAKAM ULU – Guna sinkronisasi pengelolaan pemerintahan kampung, antara Petinggi (Kepala Kampung) dengan Badan Pengawas Kampung (BPK) se -Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), DPRD Kabupaten Mahulu menggelar hearing (dengar pendapat). 

Hearing yang berlangsung di Balai Adat Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun itu dihadiri oleh para ketua, sekretaris, dan anggota BPK dari 50 kampung se-Mahulu, Rabu (15/11).

Wakil Ketua II DPRD Mahulu, Tiopilus Hanyeq yang memimpin hearing itu, secara tegas mengharapkan agar Petinggi Kampung dan BPK se-Mahulu dapat sinkron (seiring sejalan) dalam menjalankan pemerintahan kampung. Hal itu agar terwujud kesejahteraan masyarakat, sesuai Visi-Misi Pemkab Mahulu, membangun Mahulu Untuk Semua, Sejahtera, Berkeadilan.

“DPRD melakukan hearing ini atas permintaan Forum BPK se-Mahulu. Yang dikeluhkan oleh Forum BPK adalah agar ada kesetaraan terhadap insentif, operasional, hingga honor antara BPK dengan Petinggi Kampung,” beber Tiopilus Hanyeq. 

Dia menuturkan, setelah mendengar keluh-kesah Forum BPK 50 kampung se-Mahulu, DPRD menyimpulkan, perlu diambil langkah konkrit bersama Pemkab Mahulu untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

“DPRD menyarankan agar pemerintah meninjau ulang besaran operasional BPK 50 kampung. Sehingga kinerja BPK dapat semakin baik. Karena BPK dan Petinggi Kampung harus bisa bersinergi dalam membangun,” tegas Tiopilus Hanyeq.

Senada, dari Komisi III DPRD Mahulu, Hendrikus Keling yang hadir mendampingi Wakil Ketua II DPRD Mahulu, setuju jika Pemkab Mahulu meninjau ulang besaran operasional BPK 50 kampung di 5 kecamatan se-Mahulu. Menurutnya, Petinggi dan BPK harus satu persepsi, tidak boleh berseberangan atau bermusuhan.

“Sangat penting BPK dan Petinggi Kampung, ujung tombak dalam membangun masyarakat. Hearing ini untuk menghilangkan kelemahan pemahaman (persepsi) antara tugas dan fungsi, baik petinggi maupun BPK,” urainya.

Ditambahkan Hendrikus Keling, pemerintah perlu meningkatkan kapasitas BPK maupun petinggi, sehingga ada persamaan persepsi. Untuk menambah besaran insentif BPK alternatifnya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK), tidak perlu membebani APBD. 

“Memang tahun 2017 APBD Mahulu defisit. Untuk besaran operasional BPK disesuaikan dengan besaran operasional. Harus dihitung ulang, perlu sinkronisasi sesuai Permendagri No 110/2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa. Secepatnya pemerintah perlu membuat Perbup untuk memperkuat Permendagri itu,” bebernya.

“Kami pesankan, agar BPK bersama Petinggi harus harmonis dan sinkron. Untuk penggunaan dan pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD), harus buat papan pengumuman dengan,” pinta Keling.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan Kampung DPMK Mahulu, Surianto menjelaskan dan mengimbau, agar BPK sinkronisasi dengan pemerintahan kampung. Sehingga visi-misi Pemkab Mahulu bisa berjalan dengan baik.

“Terkait dengan harapan DPRD agar dilakukan tinjauan ulang terhadap besaran tunjangan dan gaji BPK se-Mahulu, Pemkab Mahulu melalui DPMK sudah mengambil langkah. Bekerjasama dengan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, untuk menghitung ulang dan merumuskan angka pasti kenaikan kedepan,” ungkapnya.

Surianto juga menambahkan, saat ini gaji (honor) Petinggi Kampung per bulan sebesar Rp 2,7 juta, Ketua BPK Rp2juta, dan anggota BPK Rp 1,6 juga. Dia menyebut, hasil dari hearing itu segera akan dilaporkan kepada Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh.

“Semua keputusan dalam pertemuan bersama BPK dan DPRD segera kami sampaikan ke Pak Bupati. Untuk regulasi ADD/ADK Mahulu 2018 mendatang, masih dalam rangka penghitungan. Termasuk besaran siltaf, tunjangan dan insentif BPK. Semua kebijakan akan dibicarakan dengan Pak Bupati,” pungkasnya. (advertorial/imr) 

DPRD Hearing dengan BPK dan Petinggi Kampung

Rabu, 15/11/2017

HEARING: Wakil Ketua II DPRD Mahulu, Tiopilus Hanyeq memimpin hearing antara BPK dengan Petinggi Kampung di Kubar

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.