Rabu, 24/01/2018

Swasembada Beras Masih Mimpi

Rabu, 24/01/2018

SIDAK gabungan yang dilakukan KPPU, Bank Indonesia (BI), Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Dinas Perindustrian, Selasa (23/1).

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Swasembada Beras Masih Mimpi

Rabu, 24/01/2018

logo

SIDAK gabungan yang dilakukan KPPU, Bank Indonesia (BI), Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Dinas Perindustrian, Selasa (23/1).

BALIKPAPAN - Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) mengakui produksi beras Balikpapan masih minum, untuk menyuplai kebutuhan beras di kota Beriman. Sebab, setiap tahunnya, hanya memberikan kontribusi 0,2 persen dari kebutuhan beras secara keseluruhan. Dengan begitu, Balikpapan masih mengandalkan pasokan dari luar daerah.

Kepala DPPP Balikpapan Yosmianto mengatakan, tanaman padi di Balikpapan hanya memiliki luasan 36 hektare, dengan produksi tiap panen per semester sekitar 40 ton.

“Jauh sekali. Kontribusinya hanya 0,2 persen. Kontribusi dari luar ada dari Jawa, Sulawesi. Balikpapan tidak terlalu signifikan. Kebutuhan beras yang banyak didatangkan dari luar. Dari keamanan pangan memang kita sudah survey, masih aman lah,” kata Yosmianto, usai mengikuti sidak gabungan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Balikpapan, Selasa (23/1).

Dalam kesempatan sidak gabungan itu, juga dihadiri oleh BI, Bulog, Dinas Perdagangan.

Dijelaskan, untuk mengejar swasembada beras, masih sangat jauh. Sebab, Balikpapan memiliki keterbatasan lahan dan jumlah petani. Terlebih lagi, dari pantauan Yosmianto, ladang dan sawah hanya ada di kawasan Karang Joang dan Teritip.

“Produksinya fluktuatif. Kita kan aada padi gunung dan sawah. Kalau padi sawah lahan ada 150 hektare digarap per tahunnya paling 60 hektare. Tapi kalau padi gunung kan berkurang lahan. Selain faktor petaninya yang sudah sepuh,” ungkapnya.

Kebutuhan beras di Balikpapan sendiri, per tahunnya sekitar 900 ribu ton per tahun. Kebutuhan per kapita pertahun sekitar 133 kg.  Dari jumlah itu, produksi padi dari dalam Balikpapan hanya 0,2 persen.

“Di tahun 2018 kita ada target dari provinsi hanya 70 hektar untuk satu kali musim tanam. Tetap saja kita hanya mampau 0,2 persen karena lahan tidak ada,” tutupnya. (din)


Swasembada Beras Masih Mimpi

Rabu, 24/01/2018

SIDAK gabungan yang dilakukan KPPU, Bank Indonesia (BI), Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Dinas Perindustrian, Selasa (23/1).

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.