BALIKPAPAN - Di tengah berjalannya penyelidikan penyebab kebakaran yang menghanguskan 3 ruang belajar Sekolah Polisi Negara (SPN) Balikpapan, tim Puslabfor Polri merekomendasikan perlunya dilakukan peremajaan instalasi listrik, di seluruh gedung SPN.

Memang, hasil resmi dari penyelidikan Puslabfor belum dikantongi. Namun demikian, Kepala SPN Polda Kaltim Kombes Pol Eko Nugrohadi menerangkan, Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin, juga sudah memberikan arahan, agar segera dilakukan penggantian.

“Kalau hasil, kami tidak menerima. Tapi setelah tim Labfor datang, Kapolda memerintahkan untuk melakukan pengecekan dan perbaikan instalasi listrik,” terang Eko, kemarin.

Seperti diketahui awal mula timbulnya api memang diduga kuat berasal dari korsleting listrik yang belum pernah mendapat perbaikan sejak awal berdirinya SPN di tahun 1962.

 Berdasarkan rekomendasi Labfor, instalasi listrik mesti diganti. Nantinya akan ada pemantauan oleh pihak PLN dan ahli untuk mengetahui instalasi mana yang harus dibenahi. “Nanti ada ahli yang memantau tempat-tempatnya,” ungkapnya.

Nantinya, selanjutnya akan diajukan pembenahan instalasi sesuai hasil penghitungan. Yang perlu digarisbawahi, hampir seluruh bangunan SPN, merupakan bangunan lawas.

“Kami dari SPN cuma melaksanakan perintah Kapolda, yakni pembenahan instalasi listrik. Jadi untuk hasil olah TKP, memang belum kami terima,” ujar Eko.

Sementara untuk renovasi bangunan yang akan diajukan ke Mabes Polri, saat ini masih dalam proses pengajuan. Untuk perbaikan instalasi listrik, pelaksanaannya diharapkan dapat terealisasi dalam waktu dekat. Masalah instalasi listrik yang tua sebelumnya juga sempat mengakibatkan percikan api. 

Saat itu percikan api sempat muncul di SPN, tepatnya di koperasi SPN pada siang hari sekira pukul 12.00 Wita, pada April 2017 lalu. Korsleting listrik rupanya tidak sekali terjadi, namun saat itu untungnya bisa segera diatasi sebelum api menjalar dan membakar bangunan.

 “Siswa nanti mulai pendidikan Agustus. Kalau itu pasti perlu smart class, saat ini masih belum ada siswa,” demikian Eko. (yud)