Jumat, 17/11/2017
Jumat, 17/11/2017
Jumat, 17/11/2017
BALIKPAPAN - Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Syarifuddin Odang kurang sependapat dengan kebijakan pemerintah, semata-mata melakukan penambahan ruang rombongan belajar (rombel). Dimana kondisi itu justru menimbulkan kekumuhan di sekolah yang bersangkutan.
“Contoh SMKN 2, SMAN 1. Itu dulu bagus ada lapangan, dan lain. Sekarang lapangan itu dibangun pada saat kita masuk. Ini sekolah atau apa. Maksud saya sudah stop di situ,” kata dia, kemarin.
Menurutnya perlu ada analisa lebih lanjut sebelum sekolah itu menambah rombel-nya. Termasuk analisa kebutuhan sekolah sesuai kebutuhan di kecamatan itu.
“Contoh di (Balikpapan) Barat butuh sekolah teknik SMK 7. Nah kita bergeser dari situ. Buat baru. Karena kalau tambah rumbel berarti (menambah ketinggian bangunan) naik ke atas. Nah kontruksinya apakah pada saat awal dibangun mampu menahan? Kan itu jadi masalah juga. Seperti SMK 2 itu kumuh,” sebut odang.
Karenanya, mantan guru ini secara pribadi tidak setuju adanya penambahan rombel. ”Oh ini SMK 2 tiap tahun dapat dua rombel-rombel jadi apa? Kita, lingkungan sekolah ini mindset kita enak sejuk pada saat belajar. Kalau kumuh jadi bagaimana?” keluhnya.
Meski ada biaya perawatan tiap tahunnya, namun hal tetap berpengaruh pada situasi lingkungan sekolah. “Anak bagaimana istrihat bermain di lapangan, kalau ruang terbukanya kurang?” ujarnya lagi.
Dia juga menyoroti SD 33 Graha Indah yang kondisi sama karena penambahan rombel. “Saat ditambahkan rombel itu lapangan sudah tidak ada lagi,” demikian Odang. (din)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.