BALIKPAPAN - Sampai hari ini, kelanjutan rencana pembangunan kantor Camat Balikpapan Tengah dan juga Kelurahan Mekarsari, masih tak jelas. 

Jangankah meminta kejelasan pembangunan, upaya untuk menemui pimpinan Perusda Kaltim PT Melati Bhakti Satya (MBS) saja, perwakilan Pemkot masih kesulitan.

“Pekan lalu kami sudah mendatangi MBS di Samarinda. Tapi orang-orangnya yang memegang wewenang, tidak bisa ditemui. Kan susah kalau tidak ada orangnya,” kata Asisten I Sekretariat Daerah Balikpapan Syaiful Bahri, kemarin.

Meski demikian, Syaiful memastikan Pemkot tidak akan patah arang. Menurutnya, pihaknya akan kembali mendatangi PT MBS dalam pekan ini. 

Kedatangannya nanti, untuk memperjelas tindaklanjut surat pengajuan anggaran rencana, pembangunan dua kantor pelayanan publik yang menjadi tanggungjawab PT MBS.

“Saya minta ke teman-teman minggu ini harus datang lagi ke MBS di Samarinda. Kami tanyakan bagaimana tindak lanjutnya surat kami itu,” tandasnya 

Syaiful memahami, ketidakmampuan keuangan Perusda Kaltim PT MBS menjadi faktor utama terbengkalainya pembangunan dua kantor tersebut. Padahal, miliaran rupiah sudah cukup lama digelontorkan Pemkot, untuk pembebasan lahan dua kantor itu menjadi sia-sia. 

Pun demikian, calon investor lahan eks Puskib hingga kini jadi tidak jelas. “Wong Supermal-nya aja enggak dibangun-bangun,” ujarnya.

Sesuai Detail Engineering Design (DED), dibutuhkan Rp 34 miliar untuk pembangunan Kantor Kecamatan Balteng, dan Rp 12,5 miliar untuk Kantor Kelurahan Mekar Sari. Namun, hingga saat ini belum ada respon dari PT MBS.

Kantor Kecamatan Balteng dan Kelurahan Mekar Sari dibongkar sekira 5 tahun silam ,untuk kepentingan proyek Supermal. Lima tahun pula, Pemkot harus menyewa dua kantor pengganti dengan biaya raturan juta per tahun. 

“Hingga tahun ini, kami sudah menyewa kantor yang ke lima tahun. Per tahun sekira Rp 300 juta untuk biaya sewa,” tambah Camat Balteng, Budy Mulyatno, kemarin. (din)