MALINAU - Judi nomor atau judi toto gelap alias togel tampaknya semakin marak. Bandar atau penjual kupon judi ini beroperasi di beberapa tempat. Salah satu di antaranya berada di tengah-tengah kota (Ibu Kota Kecamatan Malinau Kota). Sejumlah informasi menyebutkan, penjualan togel di wilayah kota cenderung terbuka. “Kayak penjual kacang, terang-terangan di pinggir jalan,” terang Slamet, warga Malinau Kota, Selasa (5/12) kemarin.

Keterangan serupa disampaikan sejumlah warga lainnya. Mereka mengkhawatirkan perjudian tersebut semakin bertambah marak dan yang terlibat bukan lagi orang tua, tapi juga kalangan muda, pelajar atau remaja. 

Judi ini buka praktek setiap hari sebanyak 2 kali atau 2 putaran. Yaitu, pada pukul 15.00 WITA yang disebut dengan putaran Sidney dan pukul 19.00 WITA yang disebut dengan putaran SGP. 

“Hasil pembeli ya lumayan. Tapi lebih banyak kalah dibandingkan menang. Yang untung ya bandar. Omset perhari bisa puluhan juta,” kata salah seorang warga Malinau Hulu, yang sering ikut bermain judi togel ini.

Pembelian nomor ditandai dengan secarik kertas/rekap yang dibubuhi paraf penjual

Pantauan media ini, judi togel sudah ada sejak beberapa tahun terakhir. Sempat marak sekitar 2 tahun lalu. Kemudian tenggelam perlahan. “Sekarang marak lagi. Satu-dua bandar sempat ditangkap. Tapi muncul lagi di lain tempat,” ungkap Machmud Bali, Anggota LSM Lintas Sembilan. 

Yang mengkhawatirkan, imbuhnya, perjudian tersebut mulai lebih terbuka. Tidak lagi sembunyi-sembunyi. “Ini kan bertolak belakang juga dengan misi pemerintah daerah untuk membersihkan lingkungan dari berbagai kotoran atau penyakit masyarakat melalui program ‘RT Bersih’ itu. Bersih lingkungan dari perjudian juga kan,” tegasnya.

Kapolres Malinau, AKBP Bestaria H. Harahap saat dikonfirmasi media terkait dengan maraknya judi ini menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti kasus tersebut. 

“Saya sudah instruksikan kepada seluruh personel Polres dan Polsek untuk memberi perhatian penuh dalam memberantas judi togel ini,” tegasnya. (wh)