Senin, 11/12/2017

Dinkes Terus Pantau Penyakit Difteri

Senin, 11/12/2017

Eka Wardhana

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Dinkes Terus Pantau Penyakit Difteri

Senin, 11/12/2017

logo

Eka Wardhana

PENAJAM - Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Eka Wardhana menjelaskan, sejauh ini belum ditemukan kasus difteri di daerah ini.

Difteri merupakan suatu penyakit sangat menular yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KBL) atau wabah. Fokus infeksi biasanya berada di tenggorokan akan tetapi bakteri penyebab difteri dapat menghasilkan oksitoksin yang dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kerusakan jaringan yang terkena, terutama pada sel jantung serta syaraf yang dapat menyebabkan kematian.

“Penyakit itu ditandai dengan pembentukan pseudo-membran mukosa, jadi pada amandelnya itu ada membran putih-putih, itu salah satu gejala difteri dan ada demam serta batuk dan nyeri tenggorokan,” ujar Eka Wardhana ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (11/12).

Ia memaparkan penyakit yang telah banyak merenggut nyawa itu dapat menyerang semua golongan usia, sehingga rentan terjadi penularan. Penularannya sediri dapat disebabkan dengan cara kontak langsung dengan penderita atau breathing airborne particles.

“Menyebabkan kematian itu karena menyerang syaraf terus mengganggu jantung sehingga dapat membahayakan” tuturnya.

Dinkes PPU terus melakukan pemantauan gejala penyakit Difteri menyusul datangnya surat pemberitahuan Kemenkes RI untuk mewaspadai penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri itu.

Dari data yang dihimpun, dalam kurun waktu 2014 hingga 2016, ditemukan kasus Difteri rata-rata sebanyak 37 kasus perbulan yang penyebarannya meningkat dari 11 Provinsi di 2014, sementara 2016 menjadi 21 provinsi.

Pada 2017, berdasarkan hasil pemantauan serta analisis terhadap laporan surveilans PD3I dan laporan Public Health Emergency Operations Center (PHEOC) yang dilaporkan Provinsi bahwa jumlah kasus Difteri dari Januari hingga September 2017, terdapat sebanyak 494 kasus yang tersebar di 23 Provinsi.

23 Provinsi itu yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi tenggara, Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Riau, Sumatera Utara, Sumatera barat dan Papua. (wn1017)

Dinkes Terus Pantau Penyakit Difteri

Senin, 11/12/2017

Eka Wardhana

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.