Rabu, 17/01/2018

Tetangga KLB, PPU Waspadai Penyebaran Difteri

Rabu, 17/01/2018

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Tetangga KLB, PPU Waspadai Penyebaran Difteri

Rabu, 17/01/2018

Penajam-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus meningkatakan kewaspadaaan terkait kasus penyebaran penyakit Difteri. Sebab, penyakit yang dapat menyebabkan kematian itu telah merambah ke wilayah tetangga Kabupaten PPU, Kota Balikpapan.

Dinkes telah meminta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung (RAPB) dan sejumlah Puskesmas untuk melakukan pemantauan kasus penyakit menular itu. Di Kota Balikpapan sendiri, kasus Difteri sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Menular Dinkes PPU, Eka Wardhana menjelaskan, khusus di rumah sakit RAPB, pihaknya telah melakukan pendekatan untuk mempersiapkan ruangan isolasi jika nantinya didapatkan pasien yang dicurigai mengidap Difteri.

“Kami sudah melakukan persiapan jika nantinya ada dugaan masyarakat terkena Difteri, terlebih di Kota Balikpapan sudah nyatakan sebagai KLB. Kita berdekatan, makanya dari itu kami turut waspada,” ungkap Eka ketika ditemui, Selasa (16/1). 

Ia berharap masyarakat dapat melakukan imunisasi rutin sesuai dengan program imunisasi nasional. Gejala seseorang yang mengidap difteri, lanjut Eka, mulai dengan demam 38 derajat, nyeri tenggorokan diikuti dengan batuk dan gejala awal diikuti dengan bercak putih di area tongsil tenggorokan.

Dirinya meminta masyarakat tidak perlu panik dengan kejadian ini. Jika mengalami gejala penyakit tersebut segera berobat ke RSUD maupun Puskesmas. “Penanganan Difteri itu harus segera agar tidak terjadi penularan,” ujarnya Eka.

Penyakit yang telah banyak merenggut nyawa itu dapat menyerang semua golongan usia, sehingga rentan terjadi penularan. Penularannya sediri dapat disebabkan dengan cara kontak langsung dengan penderita atau breathing airborne particles. “Yang paling rentan itu umur 2 bulan sampai 3 tahun, karena imunisasinya belum lengkap, terlebih penularannya itu melalui udara, kalau imunisasinya lengkap, Insya Allah aman,” pungkasnya.

Dalam kurun waktu 2014 hingga 2016, ditemukan sebanyak 37 kasus perbulan yang penyebarannya meningkat dari 11 provinsi pada 2014. Pada 2016 menjadi 21 provinsi.

Pada 2017 lalu, jumlah kasus Difteri yang dilaporkan dari Januari hingga September 2017 lalu sebanyak 494 kasus yang tersebar di 23 provinsi di Indonesia. (wn1017)


Tetangga KLB, PPU Waspadai Penyebaran Difteri

Rabu, 17/01/2018

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.