Rabu, 05/07/2017

Baku Mutu Air Buruk, PDAM Berhenti Produksi

Rabu, 05/07/2017

KUALITAS BURUK : Kondisi sungai dan IPA Kualalapang yang menampung air Sungai Sesayap dengan baku mutu yang jauh di luar ambang batas normal.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Baku Mutu Air Buruk, PDAM Berhenti Produksi

Rabu, 05/07/2017

logo

KUALITAS BURUK : Kondisi sungai dan IPA Kualalapang yang menampung air Sungai Sesayap dengan baku mutu yang jauh di luar ambang batas normal.

MALINAU – PDAM akhirnya menghentikan produksi IPA Kualalapang, Malinau Barat. Karena baku mutu air Sungai Sesayap yang menjadi sumber air IPA PDAM  semakin memburuk. 

“Hari ini (kemarin, Red.) baku mutu air Sungai Sesayap buruk sekali. Di luar ambang batas kewajaran. Karena itu, IPA di sana kami matikan. Penghentian dilakukan sementara waktu sampai dengan baku mutu air kembali normal. Beroperasi lagi kalau baku mutu air sungai sudah normal,” ungkap Direktur Utama PDAM Syaiful Bachri, Selasa (4/7).

Sebelumnya, PDAM masih tetap mengoperasikan mesin pengolah air tersebut meski dengan baku mutu air yang buruk. Hanya saja, kapasitas pengolahan dikurangi dari 40 liter perdetik menjadi 20 liter perdetik. 

“Kemarin masih penurunan produksi. Meskipun PDAM harus menanggung resiko, karena memaksakan mengolah air yang selama ini ditenggarai masyarakat tercemar limbah batu bara 3 perusahaan, yaitu PT Mitrabara Adiperdana, PT Kayan Putra Utama Coal dan PT Artha Marth Nahakramo,” ucap dia.

Akibatnya, suplai air ke pelanggan di Desa Tanjung Lapang dan Kualalapang, Malinau Barat, Teluk Sanggan, Pulau Betung, Tanjung Belimbing, Malinau Hulu,  Pelita Kanaan, dan Malinau Kota terhenti. 

“Kondisi inilah yang harus diterima oleh PDAM dan masyarakat saat ini. Belum ada solusi atas kondisi tersebut,” tandas dia.

Diketahui, pencemaran sungai yang diikuti pemberhentian produksi air oleh PDAM terus terjadi. Padahal sudah dilakukan pertemuan dengan perusahaan tambang beberapa waktu lalu terkait pengelolaan limbah tambang. 

Dirut PDAM mengakui kondisi air seperti itu sudah berlangsung selama 4 bulan. Konsekuensinya,  membuat  beban operasional PDAM melonjak tinggi. Pasalnya pengolahan air harus dilakukan lebih ekstra yang otomatis berdampak pada pembengkakan biaya. Belum lagi kerugian karena PDAM berhenti operasi. (wh)


Baku Mutu Air Buruk, PDAM Berhenti Produksi

Rabu, 05/07/2017

KUALITAS BURUK : Kondisi sungai dan IPA Kualalapang yang menampung air Sungai Sesayap dengan baku mutu yang jauh di luar ambang batas normal.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.