SENDAWAR – Koramil Kecamatan Melak, Kutai Barat melanjutkan kembali program pembangunan jamban (WC) bagi masyarakat kurang mampu di sejumlah kecamatan.

Sejak Juli ini, program gratis oleh TNI Koramil Melak Kodim 0912 Kubar itu memasuki semester dua, dan akan selesai Desember mendatang, dengan jumlah pembangunan 30 unit jamban.

“Semester pertama Januari-Juni lalu sudah terbangun 30 jamban. Koramil Melak membawahi Kecamatan Melak, Mook Manar Bulatn, dan Sekolaq Darat. Untuk semester dua, program jamban gratis ini masih fokus untuk Kecamatan Sekolaq Darat, sama seperti semester I lalu,” tegas Danramil Melak, Kapten Arm Sarifudin yang memimpin langsung

pembangunan WC di salah satu rumah warga kurang mampu di Kampung Sekolaq Joleq, Kecamatan Sekolaq Darat, Selasa (25/7).

Menurut dia, pembangunan jamban bagi masyarakat oleh TNI, merupakan bagian dari program nasional Sejuta Jamban. Kerjasama TNI-AD dengan sejumlah kementerian. 

Dia beralasan, pembangunan jamban fokus di Kecamatan Sekolaq Darat, karena dalam data Koramil Melak, kecamatan itu banyak warga yang belum memiliki jamban.

“Banyak waraga yang belum punya jamban. Program TNI-AD ini sinergis dengan program Kementerian Kesehatan RI. Diharapkan pada 2019 mendatang, masyarakat Kubar tidak buang air sembarangan. Koramil Melak berusaha agar kegiatan ini terakomodir hingga akhir tahun ini terealisasi penuh 30 unit jamban,” paparnya.

Petinggi Kampung Sekolaq Joleq, Yosef Banang mengaku bangga dan sangat mengapresiasi kegiatan TNI Kodim 0912 Kubar, khususnya Koramil Melak. Dia menyebut, semboyan TNI bersama rakyat kuat, adalah fakta kebenarannya.

“Kami atas nama warga menyambut baik kegiatan Koramil Melak membantu warga yang tidak mampu dalam pembuatan jamban gratis ini. Kami berharap ke depan kegiatan semacam ini bersama TNI terus dilakukan guna meringankan beban warga yang kurang mampu,” bebernya.

Untuk diketahui, Kampung Sekolaq Joleq terdiri enam Rukun Tetangga (RT). Memiliki penduduk berjumlah 400 kepala keluarga, dengan total 1700 jiwa. Sesuai data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kubar, di kampung itu pada 2016 lalu tercatat sebanyak 31 kepala keluarga warga tidak mampu. Sekitar 85 persen mata pencaharian penduduk merupakan petani penyadap getah karet. (imr)