Jumat, 28/07/2017

Lagi , Sungai Malinau Tercemar Limbah Tambang

Jumat, 28/07/2017

SUNGAI TERCEMAR: Kondisi Sungai Malinau yang keruh dan kental pada Jumat (28/7) akibat pencemaran limbah tambang batubara.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Lagi , Sungai Malinau Tercemar Limbah Tambang

Jumat, 28/07/2017

logo

SUNGAI TERCEMAR: Kondisi Sungai Malinau yang keruh dan kental pada Jumat (28/7) akibat pencemaran limbah tambang batubara.

MALINAU – Sungai Malinau kembali tercemar, Jumat (28/7). Air sungai yang dikonsumsi ribuan warga tersebut tampak keruh dan kental. Warnanya seperti kopi susu. Penyebabnya diduga akibat tercemar limbah tambang batubara di hulu sungai. 

Hal tersebut tentu saja menuai reaksi dari masyarakat. Sebab, belum reda masalah pencemaran yang terjadi beberapa waktu lalu, sekarang sudah kembali terjadi.

Reaksi pun mengarah ke seluruh perusahaan tambang batubara. Terutama perusahaan tambang yang diduga menjadi penyebab pencemaran sungai tersebut.

Sejak Jumat (28/7) pagi, publik sudah riuh oleh pencemaran yang kembali terulang. Mereka kembali menyoroti PT Kayan Putra Utama Coal (KPUC) yang diduga sebagai penyebab pencemaran tersebut. 

Reaksi keras dilontarkan warga di media sosial. Mereka mengutuk dan menyumpahi perusahaan. Sebagian besar publik mendesak Pemerintah Daerah untuk menindak perusahaan tersebut, dengan memberi sanksi berat berupa penghentian sementara kegiatan tambang batubara.

KPUC disorot publik sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Sebab pencemaran bersumber dari Sungai Seturan yang notabene berada di kawasan tambang KPUC. Pencemaran diduga berlangsung sejak malam Jumat lalu di Sungai Seturan. 

Dalam kesepakatan yang dibuat pasca kasus pencemaran serupa beberapa waktu lalu telah ditetapkan KPUC bertanggung jawab terhadap Sungai Seturan, dari hulu yang melintasi sekitar area tambang sampai Muara Sungai Seturan. Kemudian Sungai Sidi sampai dengan Jembatan Sungai Sidi. KPUC membantah adanya kebocoran apalagi pembuangan limbah disengaja.

“Setelah kami cek tadi pagi (Jumat, red) tidak ada kebocoran. Sungai Seturan tidak keruh. Tadi malam hujan memang sampai pukul 04.00,” jelas General Manager KPUC, Mudjiarto, melalui pesan whatsApp-nya. “Air warna kuning dari hulu, bukan abu-abu atau berwarna kopi susu,” tambahnya. 

Dia juga mengirimkan video kondisi air sebuah sungai yang diambil dari atas jembatan sekitar pagi hari. Kondisi air sungai dalam video berdurasi 13 menit tersebut berwarna keruh biasa. Berbeda dengan warna air pada sejumlah foto yang beredar di masyarakat yang juga merupakan foto kondisi Sungai Seturan dan Malinau.

KPUC boleh membantah. Namun di lapangan fakta menunjukan bahwa Sungai Malinau tercemar. Namun, secara kasat mata, publik sudah mengetahui bahwa penyebabnya adalah limbah tambang batubara. Apakah penyebabnya dari KPUC, BDMS -MA atau ANMK. 

Sementara itu, AMNK saat ini sedang tak beroperasi pasca penutupan sementara oleh Pemprov Kaltara menindaklanjuti keputusan Kementerian ESDM. Tinggal KPUC dan BDMS/MA yang harus mempertanggungjawabkannya pada publik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Frent Tomi Lukas menegaskan bahwa sumber pencemaran berasal dari Sungai Seturan dan Sungia Ran.

“Saya belum dapat data konkret dari petugas di lapangan. Tapi yang jelas asal limbah hari ini dari 2 perusahaan yaitu BDMS-MA dan KPUC. Sebab, tadi hujan dan yang airnya abu dari Sungai Seturan dan Sungai Ran,” tegasnya. (wh)


Lagi , Sungai Malinau Tercemar Limbah Tambang

Jumat, 28/07/2017

SUNGAI TERCEMAR: Kondisi Sungai Malinau yang keruh dan kental pada Jumat (28/7) akibat pencemaran limbah tambang batubara.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.