TANJUNG REDEB- Tidak kunjung ada kabar terkait laporan masyarakat tentang praktek pungutan liar (pungli) yang dilakukan oknum pemerintahan Kampung Gurimbang, Kecamatan Sambaliung, mendorong sejumlah warga berencana mendatangi Polsek Sambaliung.

“Kemarin kita sudah melakukan rapat untuk membahas permasalahan ini dan dari kesepakatan bersama, masyarakat ingin langsung turun ke lapangan saja bersama- sama untuk mengetahui kepastian dari kasus pembebasan lahan ini. Mengingat, berdasarkan laporan warga, sudah jelas di situ ada pungli yang dilakukan oknum pemerintahan kampung, akan tetapi kasus ini malah diburamkan agar menjadi tidak ada, dan ada apa ini,”ungkap Perwakilan masyarakat Gurimbang, Wagimin kepada Koran Kaltim, kemarin.

Sebelumnya warga melaporkan tentang praktek pungli dalam pembebasan lahan seluas 84 hektare ke Polsek Sambaliung. Dalam laporan tersebut juga terlampir  bukti-bukti seperti rekaman, foto bahkan sampai video transaksi yang dilakukan oleh oknum. 

Mengingat, jumlah lahan yang dijual cukup luas yaitu sekitar 84 hektare dengan 42 surat garapan dengan harga Rp100.000.000 per surat atau Rp50.000.000 per hektare. Dalam penjualan itu, terindikasi  adanya pemerasan, penyuapan atau pungli yang dilakukan oknum pemerintah kampung. “Untuk turun ke lapangan nanti, kita sudah berkordinasi dengan salah satu petugas. Kata beliau, hendaknya jangan turun dengan jumlah banyak cukup dua sampai tiga orang saja. Akan tetapi, masyarakat tidak mau lagi ada perwakilan, bagusnya turun bersama dan mengetahui bersama. Kita juga akan membuat izin untuk turun ke lapangan sesuai dengan prosedur hukum, dengan demikian apa yang kita lakukan tidak melanggar hukum yang berlaku,”pungkasnya. (ind)