Minggu, 13/08/2017

Mati Ketawa di Zaman yang (Katanya) Merdeka

Minggu, 13/08/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Mati Ketawa di Zaman yang (Katanya) Merdeka

Minggu, 13/08/2017

logo

 Agus- (Personil Polres Kubar/Bagian Humas Polres Kubar)

Tujuh Puluh Dua adalah usia yang cukup dewasa untuk sebuah negara. Usia puluhan tahun dan juga berpuluh adegan lucu yang dipertontonkan tentang negeri ini. 

Negeri yang dibangun dengan perbedaan, negeri yang dibangun dengan semangat keberagaman. Islam, Kristen, Hindu, Budha, Khatolik dan Kong Hucu? Atau aliran kepercayan lain. Kejawen, Sunda?. Bersarung, jubah atau velum?. Atau pakaian tak ber-merek?. Semua itu bukan tentang agama kita. Semua itu bukan tentang pakaian apa yang kita kenakan saat menuju pengagungan Tuhan. Tapi semua itu tentang Indonesia. Semua itu tentang Nusantara.
Belum satu abad usianya, namun negeri ini sudah  dipenuhi drama komedi. Ada aktor yang dengan piawai memainkan perannya, ada penonton yang dengan setia menunggui setiap bagian episodenya. Dari kejadian lucu dan serba komedi ini munculah dua kelompok diskusi yang terseleksi dari kerasnya politik. Yang keduanyan sama-sama membahas birokrasi. Cuma mereka berbeda singgasana, beda tempat diskusi. Kelompok yang satu duduk santai di warung kopi saban pagi. Kelompok yang kedua duduk santai (sama-sama santai) di singgasana megah penuh fasilitas mewah. Bahkan kadang tertidur pulas. Karena terlalu santai mungkin. Tapi keduanya sama-sama membahas birokrasi negeri komedi ini. Keduanya sama-sama mengomentari kebijakan pemimpin, cuma bedanya yang satu tidak punya kekuasaan legislatif di pemerintahan. Keduanya beda tempat keduanya beda kadar khidmat.
Beberapa hari lagi, genap 72 tahun usia negeri ini. Merah Putih berkibar gagah membanggakan. Gedung-gedung tinggi tiap instansi, organisasi, kantor pemerintahan dari kelas RT sampai istana negara beramai-ramai mengibarkan merah putih. 
Namun seiring tambahnya usia, semakin banyaknya deretan lilin yang berjejer di kue ulang tahunnya  tidak serta merta membuat negeri ini semakin dewasa.  Pola hidup yang semakin hari semakin tak berirama. Peradaban yang semakin hari semakin tidak beraturan. Mulai dari golongan politisi yang setiap hari berteriak di media mengatasnamakan rakyat, namun perilaku dan tabiatnya sama sekali tidak menunjukkan keberpihakan  kepada rakyat. Berteriak keras sebatas strategi mengamankan jabatan di parlemen. 
Ah..sudahlah. malam kian larut, kopi yang kuseduh sejak sore tadi juga sudah mulai dingin dan habis rasa manisnya (atau mungkin karena sengaja tidak pakai gula). Sembari menyelesaikan tulisan ini, saya tinggal sebentar untuk menambah racikan gula di kopi yang mulai dingin. dengan harapan kopi yang manis bisa jadi awal yang manis pula untuk 72 tahun usia negeri ini, atau setidaknya kopi pahit yang dari tadi aku buat ini bisa sebagai penawar dari sekian janji manis yang belum ditepati. (Dari : “Peradaban Ujung Kalimantan, 09 Agustus 2017 Menuju Tujuh Puluh Dua Tahun”).  

Mati Ketawa di Zaman yang (Katanya) Merdeka

Minggu, 13/08/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.