Selasa, 22/08/2017
Selasa, 22/08/2017
CETAK REKOR : Anak -anak yang membawakan trian gantar pada peringatan Hari Anak Nasional di Taman Budaya Sendawar (TBS). (FOTO: IMRAN/KK)
Selasa, 22/08/2017
CETAK REKOR : Anak -anak yang membawakan trian gantar pada peringatan Hari Anak Nasional di Taman Budaya Sendawar (TBS). (FOTO: IMRAN/KK)
SENDAWAR - Kabupaten Kutai Barat (Kubar) mencetak Rekor ke-53 kalinya di catatan Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI). Rekor kali ini adalah Tarian Gantar oleh Anak Usia Dini Terbanyak yakni penampilan 1.079 anak dari kalangan usia dini dan murid Sekolah Dasar (SD) yang membawakan tarian tradisional Menari Gantar, tepat pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2017, Selasa (22/8) di Taman Budaya Sendawar (TBS).
Tari Gantar merupakan tarian daerah asal Suku Dayak Tunjung dan Benuaq. Pemecahan rekor MURI oleh dua ribua lebih anak itu, mendapat Piagam Rekor MURI yang diserahkan langsung oleh Manager MURI kepada Bupati Kubar, FX Yapan.
“Karsa, karya dan prestasi ini kami catat di MURI pada urutan rekor yang ke 8.057,” ucap Manager MURI, Ariyani Siregar dalam sambutan di Podium Panitia di TBS.
Ariyani mengungkapkan, ada rekor lain telah diciptakan Kubar yang dicatat di MURI. Pertama, adalah menyumpit dengan peserta terbanyak pada November 2012, melibatkan 1.100 penyumpit. Kedua, penanaman bibit pohon Holai terbanyak, dengan 32.000 bibit pada November 2013. Ketiga, pembangunan tiga pusat kegiatan ibadah secara bersamaan. Keempat, lomba berbusana ulap oleh perempuan terbanyak dengan 1.600 peserta pada 15 November 2016. “Sebagai Rekoris (Pencatat Rekor) adalah Dinas Pendidikan Kubar dan Bunda PAUD Kubar, Yayuk Seri Rahayu,” imbuh Ariyani Siregar didampingi Deputy Manager MURI, Yuli Astuti.
Melalui peringatan HAN, Yapan berharap masyarakat menyadari pentingnya hak asasi anak Indonesia. Setiap keluarga agar menunjukkan fungsinya terhadap perlindungan anak. “Di era modren ini, perlu pengawasan anak-anak kita, supaya tidak ketinggalan teknologi dan informasi. Banyak anak kita kurang mendapatakan perhatian dan pengawasan dari orangtua. Acara ini bukan hanya seremonial semata, melainkan ada tindak lanjut di mana anak-anak bisa mencintai kesenian masyarakat,” kata FX Yapan.
Sementara Bunda PAUD Kubar, Yayuk Sri Rahayu mencermati pesatnya perkembangan teknologi di era moderen ini. Namun anak-anak justru kurang mampu bersosialisasi dengan lingkungannya.
“Menyadari hal ini, kita harus menuntun mereka agar tidak ketinggalan informasi dan perkembangan teknologi,” pesannya.(imr)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.