Kamis, 08/06/2017

Dua Minggu Beroperasi, BRT Masih Rugi

Kamis, 08/06/2017

PARKIR: Tampak BRT yang sedang parkir di kawasan Pasar Tenguyun.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Dua Minggu Beroperasi, BRT Masih Rugi

Kamis, 08/06/2017

logo

PARKIR: Tampak BRT yang sedang parkir di kawasan Pasar Tenguyun.

TARAKAN- Bus Rapid Transit (BRT), merupakan salah satu program Pemkot Tarakan untuk melayani angkutan massal. Hanya saja, setelah 2 minggu beroperasi di wilayah Kecamatan Tarakan Timur, pihak penanggungjawab BRT terus mengalami kerugian setiap harinya. Hal itu diungkapkan Kepala Koordinator BRT, Sumadi.

Kepada media ini, Sumadi menjelaskan bahwa, sejak BRT mulai beroperasi, pihaknya terus mengalami kerugian. Pasalnya, masyarakat masih enggan menggunakan BRT sebagai transportasi. Karena rata-rata masyarakat memiliki kendaraan sendiri seperti sepeda motor sampai dengan mobil. Selain itu, banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan BRT ini.

“Kita dalam sehari, penumpang hanya 1 sampai 2 orang saja. Untuk pendapatan sendiri, hanya mencapai Rp 100 ribu saja,” jelas Sumadi saat dikonfirmasi, Rabu (7/6).

Dalam sehari, kata Sumadi, satu unit BRT mampu menghabiskan biaya operasional Rp 150 ribu. Dengan total 10 unit BRT, maka dalam sehari mencapai Rp 1,5 juta. Biaya operasional yang dimaksud sendiri yakni bahan bakar yang digunakan BRT tersebut. “Jadi pemasukan itu tidak sesuai dengan apa biaya yang dikeluarkan,” katanya.

Meskipun demikian, pihaknya tetap mengoperasikan BRT. Karena BRT adalah program pemeritah yang harus dijalankan untuk melayani masyarakat dibidang transportasi di Bumi Paguntaka-sebutan lain Kota Tarakan. “BRT sekarang masih beroperasi di wilayah Tarakan Timur yang mencakup Kelurahan Kampung Empat, Kampung Enam, Mambrungan, Tanjung Pasir, Tanjung Batu sampai dengan Pantai Amal. Sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan BRT ini,” terangnya.

Untuk penumpang yang menggunakan jasa BRT, dikenakan tarif sebesar Rp 15 ribu. Menurutnya, tarif tersebut dianggap murah. Karena tidak terhitung dengan jarak tempuh. Dalam artian, meski penumpang yang akan pergi ke tempat yang jauh seperti dari kota sampai dengan Pantai Amal, tarifnya tetap sama.

Dengan demikian, dirinya berharap pemerintah dapat memberikan sosialisasi BRT ini kepada masyarakat agar lebih dikenal. Sehingga, daya tarik masyarakat lebih tinggi untuk menggunakan BRT dibandingkan kendaraan pribadi. “Bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar BRT ini lebih dikenal lagi,” tandasnya. (mus217)


Dua Minggu Beroperasi, BRT Masih Rugi

Kamis, 08/06/2017

PARKIR: Tampak BRT yang sedang parkir di kawasan Pasar Tenguyun.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.