Rabu, 30/08/2017
Rabu, 30/08/2017
Rabu, 30/08/2017
SEMARANG - Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengajak 10 mahasiswa asing untuk belajar membuat biodisel dan kriya tulang daun. Kegiatan tersebut dalam rangka menjalani program International Community Engangement (ICE) 2017.
Sepuluh mahasiswa asing tersebut berasal dari Thailand dan Malaysia.
“Ada 10 mahasiswa yang ikut, enam orang dari Universiti Teknologi MARA Malaysia dan empat dari Kaseysart University Thailand,” kata Kepala International Office Unnes Intan Permata Hapsari, baru-baru ini.
Ia menjelaskan biodiesel dan kriya tulang daun dipilih untuk bahan pembelajaran bagi mahasiswa perguruan tinggi asing mitra tersebut. Pasalnya, biodiesel dan kriya tulang itu merupakan hasil penelitian Unnes yang telah dipatenkan.
“Untuk biodiesel ada Dr Ratna Dewi Kusumaningtyas dari Fakultas Teknik yang ‘mandegani’ (memimpin penelitian). Sementara kriya tulang daun ditangani oleh Prof Amin Retnoningsih dari Jurusan Biologi FMIPA Unnes,” lanjut Intan.
Sepuluh mahasiswa asing itu, jelas Intan, kali pertama diajak ke Perkebunan Karet di daerah Tuntang, Semarang. Di kebun karet itu, kata dia, mereka diminta mencari biji-biji karet untuk dibawa ke Laboratorium Teknik Kimia.
Selanjutnya, jelas Intan, para mahasiswa asing tersebut diajari cara mengolah biji-biji karet tersebut untuk dijadikan minyak biodiesel.
Untuk kriya daun, Intan mengatakan, para mahasiswa itu diajari mengolah hingga mewarnai tulang daun. Kemudian dikreasi menjadi berbagai produk, seperti lukisan, gantungan kunci, dan bunga hiasan meja.
“Tak hanya itu, mahasiswa juga diajak mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat untuk memberi edukasi kepada masyarakat agar bisa berwirausaha dengan mengolah biji karet atau kreasi kriya dari daun,” paparnya.
Kegiatan ICE tersebut berlangsung selama kurang lebih 10 hari. Dimulai sejak 14 Agustus 2017 hingga 25 Agustus 2017. (oz)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.