Selasa, 05/09/2017
Selasa, 05/09/2017
Aji Sayid Fathur Rahman
Selasa, 05/09/2017
Aji Sayid Fathur Rahman
TANA PASER – Sekkab Paser Aji Sayid Fathur Rahman menyampaikan, bahwa kurban bersipat personal dan bukan institusional atau lembaga. Dengan demikian, pembagian hewan kurban yang bersumber dari APBD maupun perusahaan adalah perbuatan yang keliru.
Pernyataan itu disampaikannya saat apel pagi di lingkungan Setkab Paser, Senin (4/9).
“Qurban yang dilakukan umat Islam setiap hari raya Idul Adha sifatnya personal, dan bukan institusional. Sehingga, kebiasaan membagi kurban kepada masyarakat yang berasal dari dana APBD, atau dari perusahaan adalah kebijakan yang keliru,” ungkapnya.
Menurutnya, kurban merupakan inti dari perayaan Idul Adha. Sehingga, sudah semestinya untuk diimplementasikan di kehidupan nyata dalam kegiatan sehari-hari, termasuk di lingkungan tempat kerja.
“Berkurban sudah ada sepanjang sejarah manusia sejak zaman Nabi Adam AS. Di mana anak-anaknya diminta berkurban, yang disusul pembunuhan pertama kalinya terjadi dalam sejarah manusia,” ucapnya.
Kemudian, lanjut ia, tradisi qurban kembali diulang dengan sangat luar biasa pada zaman Nabi Ibrahim AS. Yang mana, beliau mendapat ujian terberat. “Nabi Ibrahim mendapatkan ujian berat, ketika sangat menginginkan kehadiran seorang anak. Namun, setelah mendapatkannya diminta untuk mengorbankan anaknya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sekkab mengatakan, bahwa tak jarang para pegawai mendapat dilema ketika dihadapkan pada pilihan sulit dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang, untuk kepentingan yang lebih besar, pegawai secara pribadi maupun kelembagaan diminta untuk mengorbankan diri sendiri.
“Di dalam birokrasi pemerintahan, masih banyak yang tidak mau mengorbankan tenaga dan pikiran, karena menganggap sesuatu itu tidak menarik. Padahal, demi kepentingan yang jauh lebih besar, kita sering harus menyediakan waktu dan pikiran yang cukup untuk pekerjaan,” imbuhnya. (sur)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.