Sabtu, 09/09/2017

Pembangunan Hijau Kaltim Sesuaikan Ekonomi Lokal

Sabtu, 09/09/2017

KESEIMBANGAN: Pemanfaatan sumber daya alam di Kaltim perlu tetap memperhatikan keseimbangan yang adil, sehingga tidak berimplikasi pada lingkungan dan generasi di masa yang akan datang

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Pembangunan Hijau Kaltim Sesuaikan Ekonomi Lokal

Sabtu, 09/09/2017

logo

KESEIMBANGAN: Pemanfaatan sumber daya alam di Kaltim perlu tetap memperhatikan keseimbangan yang adil, sehingga tidak berimplikasi pada lingkungan dan generasi di masa yang akan datang

SAMARINDA - Program Pembangunan Hijau atau Green Growth Compact yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bekerja sama dengan The Nature Concervancy menyesuaikan dengan sektor utama pendukung ekonomi lokal.

“Pendekatan pembangunan hijau diutamakan sesuai dengan tiga sektor utama pendukung ekonomi, yakni pertambangan, perkebunan, dan kehutanan. Kajian ini menyesuaikan dengan konteks lokal Kaltim,” ujar Natural Resources Planning Manager TNC Indonesia Musnanda.

Hal itu dikatakan Musnanda dalam lokakarya pertemuan awal Development by Design (pembangunan berdesain) dalam bingkai Kesepakatan Pembangunan Hijau di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kaltim.

Ia mengatakan, TNC memperkenalkan konsep Development by Design di Kaltim pada 2015. Sekarang ini adalah tahapan perkenalan pendekatan Development by Design kepada pemangku kepentingan yang lebih luas.

Kemudian menghimpun pendapat maupun saran dari semua pemangku kepentingan tentang bagaimana konsep bentang alam di Kaltim akan dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. 

“Dalam kajian awal Development by Design Kaltim, lanjutnya, ditemukan sejumlah titik kritis (titik merah) dari tiga sektor utama tersebut,” ujarnya. 

Sejumlah titik yang diejawantahkan dalam peta izin konsesi di Kaltim ini menandakan bahwa perlu prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan wilayah tersebut. 

Alasannya adalah karena kawasan merah diperlukan perhatian khusus dan penanganannya, jika dikelola dengan ceroboh tentu akan berbahaya karena menimbulkan kerusakan alam, tambahnya.

Sementara itu, Manager Senior TNC Niel Makinuddin menambahkan, pendekatan Development by Design bisa menjadi jalan keluar dari tumpang tindih kebijakan, termasuk mencegah dan mengurai konflik pengelolaan sumberdaya alam di Kaltim. 

Satu hal yang tidak kalah penting, lanjut Niel, adalah menjamiin keselamatan ekologis bagi warga Kaltim atas kegiatan pembangunan dan pemanfaatan SDA. 

“Kegiatan ini akan terus berlangsung secara regular untuk memastikan aspirasi dan partisipasi pemangku kepentingan terakomodasi, sehingga keinginan mewujudkan Kaltim Green segera tercapai,” tutur Niel.

Dalam kesempatan itu, Ketua Kelompok Kerja GGC Soeyitno Soedirman mengatakan, komitmen pembangunan hijau yang dimulai sejak 2010 melalui Kaltim Green, hingga kini terus diperkuat. 

“Melaui GGC, upaya para pihak dalam mendukung pembangunan hijau diperkuat dengan kolaborasi, saling melengkapi, dan saling menguatkan,” katanya menegaskan. 

Menurutnya, apa yang ingin dicapai oleh Kaltim dalam pembangunan hijau dengan cara memanfaatkan sumber daya alam yang efisien dan meminimalisasi dampak dari pembangunan, sudah semestinya mendapat dukungan dari banyak pihak. (ant)


Pembangunan Hijau Kaltim Sesuaikan Ekonomi Lokal

Sabtu, 09/09/2017

KESEIMBANGAN: Pemanfaatan sumber daya alam di Kaltim perlu tetap memperhatikan keseimbangan yang adil, sehingga tidak berimplikasi pada lingkungan dan generasi di masa yang akan datang

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.