Kamis, 14/09/2017
Kamis, 14/09/2017
TAK DIMINATI: Meski memiliki koleksi buku yang cukup lengkap namun Perpustakaan di Berau kurang dinimati warga karena rendahnya minat baca.
Kamis, 14/09/2017
TAK DIMINATI: Meski memiliki koleksi buku yang cukup lengkap namun Perpustakaan di Berau kurang dinimati warga karena rendahnya minat baca.
TANJUNG REDEB - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Berau, Wiyati menyatakan minat baca masyarakat Berau sangat rendah minat. Hal ini disebabkan banyak faktor, yaitu ekonomi, minimnya kesadaran untuk menempuh pendidikan formal dan nonformal hingga kultur malu mengakui masih buta baca tulis di masyarakat.
“Padahal, saat ini kita sudah menyebarkan buku ke perpustakaan di 13 Kecamatan serta di sekolah- sekolah. Namun, buku yang ada tetap saja tersusun rapi di lemarinya. Kita selaku pengelola perpustakaan selama berkoordinasi dengan ke semua pihak agar selalu mendorong teman-teman di lapangan untuk mengajak masyarakat luas untuk bisa membaca. Tentu saja, ini juga merupakan program dari Bupati dan Wakil Bupati saat ini,” terangnya Wiyati kepada Koran Kaltim, beberapa waktu lalu.
Ditambahkan, upaya pemerintah dalam mengurangi angka buta aksara ini yaitu melalui Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) juga terdapat beberapa program yang masih disusun, diharapkan kedepannya dapat menekan angka buta aksara dan meningkatkan minat baca.
“Perlu diketahui, pada 2016 dari 200 ribu masyarakat Berau. Itu hanya 2,16 persen yang buta huruf, artinya tidak bisa membaca. Sementara itu untuk 2015 dari 179,444 jumlah penduduk warga, yang buta Aksara sejumlah 4.097 jiwa. Mereka yang tidak bisa membaca pasti memiliki keinginan untuk bisa membaca. Tapi mungkin karena beberapa faktor seperti malu jadinya mereka memilih untuk tidak usah belajar. Kita semua tentunya ingin masyarakat bisa membaca semua, apalagi generasi penerus bangsa,” pungkasnya. (ind)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.