Selasa, 10/10/2017

Sayur di Pasar Masih Dipasok dari Luar Daerah

Selasa, 10/10/2017

Minimnya hasil petani lokal membuat pedagang lebih memilih mengambil sayuran dari luar daerah dan harganya pun terbilang tinggi karena berbagai biaya yang menjadi tanggungan pedagang

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Sayur di Pasar Masih Dipasok dari Luar Daerah

Selasa, 10/10/2017

logo

Minimnya hasil petani lokal membuat pedagang lebih memilih mengambil sayuran dari luar daerah dan harganya pun terbilang tinggi karena berbagai biaya yang menjadi tanggungan pedagang

TANA TIDUNG – Persediaan sayuran yang masih dipasok dari luar daerah seperti Tarakan dan Bulungan membuat harga sayuran dipasaran cukup mahal jika dibandingkan dengan daerah lainnya.

Hal ini diduga lantaran minimnya petani lokal yang menghasilkan sayur mayur, sehingga berbagai biaya yang ditanggung pedagang membuat harga sayuran pun menyesuaikan. 

Seperti yang terlihat di Pasar Induk Imbayud Taka, Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, dimana rata-rata pedagang sayuran menawarkan sayuran hijau seperti kacang panjang, kangkung, sawi dan bayam rata-rata dihargai dengan Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu perikatnya.

Sumiyati, pedagang sayur yang mangkal di pasar induk tersebut mengakui pasokan sayuran dari petani lokal minim dan jarang bahkan dalam sepekan pasokan sayur dari petani setempat kosong. Untuk memaksimalkan penjualannya, maka Ia mengambil stok sayur dari Tarakan dengan mengandalkan transportasi air jenis speedboat, tentunya ia harus membayar biaya lebih agar sayuran bisa sampai di tangannya mulai dari biaya transportasi, biaya buruh, ongkos buruh dan biaya lainnya.

“Kalau jarak tempuh Tarakan ke Tana Tidung (KTT, Red.) masih bisa ditempuh dua setengah jam perjalanan sehingga kami masih mengambil stok sayuran dari sana (Tarakan), sebab kalau dari Tarakan setiap waktu bisa dikirim dan sayurannya juga masih dalam keadaan segar ditambah hasil produk luar daerah lebih baik,” ujarnya.

Sementara bila musim penghujan stok sayur dari petani lokal seringkali sayuran banyak yang rusak seperti dalam beberapa hari terakhir ini, sementara itu hasil tani dari petani local tidak maksimal dan penjualan pun terbatas dimana tidak semua jenis sayuran bisa dihasilkan hanya daun singkong, daun papaya dan pakis serta sawi termasuk keladi saja makanya pedagang mau tak mau mengambil pasokan dari luar  meski berbagai biaya harus ditanggung dan imbasnya harga sayuran sendiri menyesuaikan dan mahal, namun yang palig diutamakan pedagang yakni bagaimana masyarakat bisa menikmati sayuran hijau tersebut maksimal nantinya.

“Setiap hari kami berjualan di pasar jadi tidak mungkin ketika stok sayur disini kosong kamipun  tidak berjualan, makanya pasokan luar daerah tetap menjadi andalan kami supaya pasokan sayuran tidak kosong yang penting pembeli bisa menikmati sayuran segar dan kamipun tidak mengalami kekosongan,” tambahnya.

Ditambahkannya, masyarakat Bumi Upuntaka ini sangat senang mengkonsumsi sayuran terbukti dalam sehari saja Ia biasa menghabiskan beberapa karung sayuran kendati harganya mahal sehingga ini menjadi motivasi pedagang untuk memenuhi kebutuhan konsumen melalui pasokan luar daerah yang dianggap lebih menjanjikan kelengkapan pasokannya, maka ia sangat menyayangkan dengan minimnya hasil dari petani lokal padahal bila ini dimaksimalkan maka para pedagang sayuran lebih menyukai produk lokal untuk dijual selain itu harga pun akan dapat ditekan supaya masyarakat tidak terbebani dengan harga pasaran mahal terus menerus.

“Untuk berjualan sayuran hijau tidak mungkin kami menjual sayuran lokal yang itu-itu saja soalnya ada sayuran lainnya untuk memenuhi gizi dan kebutuhan masyarakat, kami berharap petani lokal tidak hanya menghasilkan sayur yang itu-itu saja seperti daun singkong dan lainnya akan tetapi sayuran hijau yang benar-benar bisa memenuhi gizi masyarakat ditambah dengan wortel, kentang, kol, sawi putih, lobak yang masih diambil dari luar,” harapnya.

Para pedagang di pasar Induk Imbayud berharap pemerintah bisa menangani dan mengcover petani lokal supaya lebih menghasilkan lagi dengan memanfaatkan lahan subur serta luas yang ada sehingga kebutuhan pedagang bisa terpenuhi bahkan mungkin bisa mensuplai sayuran ke daerah lainnya yang ada di Kaltara ini bila hasil petani lokal melebihi asupan kebutuhan masyarakat nantinya. (ifa)


Sayur di Pasar Masih Dipasok dari Luar Daerah

Selasa, 10/10/2017

Minimnya hasil petani lokal membuat pedagang lebih memilih mengambil sayuran dari luar daerah dan harganya pun terbilang tinggi karena berbagai biaya yang menjadi tanggungan pedagang

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.