Rabu, 25/10/2017

ODHA di Bontang Capai 241 Orang

Rabu, 25/10/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

ODHA di Bontang Capai 241 Orang

Rabu, 25/10/2017

BONTANG- Ibarat fenomena gunung es, jumlah orang yang terinfeksi HIV/Aids dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dari data yang dimiliki Yayasan Spiritia Cabang Kaltim, yang membawahi KP Mahakam Plus, sejak tahun 2006 hingga 2017, jumlah ODHA (Orang dengan HIV/Aids) mencapai 241 orang. 

Menurut Ahmad Humaidi Al Nadira, kordinator pendukung sebaya wilayah Bontang Yayasan Spiritia Kaltim, kalau untuk perhitungan kumulatif sejak 2006-2017, sudah ada 241 orang.

Dari 241 itu, lanjut Ahmad yang akrab disapa Dira, untuk bicara persentase ada yang sudah mulai terapi sekitar 70 persen. Sementara 30 persen masih akan di-follow up.

“30 persen harus kita kejar. ODHA di Bontang ini terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kalangan ibu rumah tangga, balita dan para pekerja tetap. Terutama yang prihatin, munculnya kasus bayi. Yang baru melahirkan ternyata didiagnosa HIV positif , dan ini ternyata ditularkan dari orangtuanya,” terang Dira.

Khusus yang 30 persen ini, lanjut Dira, harus dikejar lantaran kebanyakan mereka tidak survive, artinya putus di tengah jalan. “Mereka putus asa dan tidak mau mengikuti program ART (anti retroviral terapi), karena rata-rata mereka tidak tahan dengan efek sampingnya, sebab obat ini efek sampingnya cukup tinggi, sama seperti obat kanker. Padahal sebenarnya, bisa survive bertahan dengan keinginan mereka sendiri,” kata Dira.

Sampai sekarang, ujar Dira, kebanyakan mereka berpikir bahwa degan efek samping yang ada mereka memilih tidak mengkonsumsi obat itu dan l pasrah dengan kondisinya.

“Pengobatan sendiri berat sekali, tahap awal, hari pertama minum obat. Hingga tiga bulan, fase pertama beradaptasi, ini emang obat keras, hampir mirip obat kanker efek samping luar biasa. Demam berminggu-minggu, berlebihan sakit kepalanya. Nah efek itulah yang membuat mereka berpikir menyudahinya dan tidak meneruskan program ART-nya,” ujarnya.

Dira mengimbau, untuk menumbuhkan kepercayaan terhadap ODHA, harus menepis diskriminasi dan stigma dengan cara lebih mengetahui apa itu ODHA, serta segala pengetahuan dan informasi yang tepat mengenai HIV dan AIDS.

“Karena sesungguhnya ketidakpahaman dan kurangnya pengetahuan inilah yang menyebabkan stigma itu masih tinggi, juga mitos-mitos buruk yang melekat pada ODHA,” tandasnya. (cil)


ODHA di Bontang Capai 241 Orang

Rabu, 25/10/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.