Rabu, 14/06/2017
Rabu, 14/06/2017
Rabu, 14/06/2017
SAMARINDA – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda, serius menanggapi kasus gundukan batu bara yang diangkut ponton, kerap nyangkut di Jembatan Martadipura, Kecamatan Kota Bangun, Kukar. Humas KSOP Samarinda, Hanif Yudha, menuturkan, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan rapat dengan sejumlah instansi, untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. “Ya, memang informasi itu (muatan ponton nyangkut di jembatan) sudah kami dapatkan, kebetulan kami akan melakukan rapat untuk mencari solusinya,” ucap Hanif, ditemui di Kantor KSOP, Jalan Yos Sudarso, Samarinda, Selasa (13/6).
Sejumlah unsur yang akan dilibatkan dalam pertemuan, yakni Dishub Kukar, dan INSA (Indonesia National Shipowners Association). “Insa itu kan perwakilan dari para Pengusaha-pengusaha kapal, jadi kita akan rapat bersama mereka,” terangnya.
Hanif menilai, salah satu hal yang menjadi pemicu sehingga muatan batubara yang kerap nyangkut di Jembatan Martadipura tersebut kerap terjadi belakangan ini, karena faktor air sungai yang sedang pasang. “Air pasang itu juga turut berpengaruh, (sebelum melintas) seharusnya lihat kondisi cuaca dulu apakah air pasang atau surut. Hal ini sudah diimbaukan oleh KSOP, termasuk keselamatan dalam berlayar,” paparnya.
Tidak seperti Jembatan Mahakam dan Jembatan Mahulu di Samarinda yang selalu dipantau petugas untuk memandu jika ada kapal yang akan melintas dibawah jembatan, hal tersebut tidak dilakukan di Jembatan Martadipura. “Di jembatan itu (Martadipura) tidak ada bantuan saat kapal akan melakukan pengolongan karena jarak tiang jembatan itu lebar, tidak sempit,” ujarnya.
Hanif juga menyoroti posisi muatan ponton, dimana batubara yang diangkut sering dibuat kerucut meninggi, sehinga potensi untuk tersangkut lebih besar. “Kapasitas tongkang itu sudah ada aturannya, jadi tinggal bagaimana mereka mengatur penempatan muatan saja,” pungkasnya. (dor)
SAMARINDA – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda, serius menanggapi kasus gundukan batu bara yang diangkut ponton, kerap nyangkut di Jembatan Martadipura, Kecamatan Kota Bangun, Kukar. Humas KSOP Samarinda, Hanif Yudha, menuturkan, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan rapat dengan sejumlah instansi, untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. “Ya, memang informasi itu (muatan ponton nyangkut di jembatan) sudah kami dapatkan, kebetulan kami akan melakukan rapat untuk mencari solusinya,” ucap Hanif, ditemui di Kantor KSOP, Jalan Yos Sudarso, Samarinda, Selasa (13/6).
Sejumlah unsur yang akan dilibatkan dalam pertemuan, yakni Dishub Kukar, dan INSA (Indonesia National Shipowners Association). “Insa itu kan perwakilan dari para Pengusaha-pengusaha kapal, jadi kita akan rapat bersama mereka,” terangnya.
Hanif menilai, salah satu hal yang menjadi pemicu sehingga muatan batubara yang kerap nyangkut di Jembatan Martadipura tersebut kerap terjadi belakangan ini, karena faktor air sungai yang sedang pasang. “Air pasang itu juga turut berpengaruh, (sebelum melintas) seharusnya lihat kondisi cuaca dulu apakah air pasang atau surut. Hal ini sudah diimbaukan oleh KSOP, termasuk keselamatan dalam berlayar,” paparnya.
Tidak seperti Jembatan Mahakam dan Jembatan Mahulu di Samarinda yang selalu dipantau petugas untuk memandu jika ada kapal yang akan melintas dibawah jembatan, hal tersebut tidak dilakukan di Jembatan Martadipura. “Di jembatan itu (Martadipura) tidak ada bantuan saat kapal akan melakukan pengolongan karena jarak tiang jembatan itu lebar, tidak sempit,” ujarnya.
Hanif juga menyoroti posisi muatan ponton, dimana batubara yang diangkut sering dibuat kerucut meninggi, sehinga potensi untuk tersangkut lebih besar. “Kapasitas tongkang itu sudah ada aturannya, jadi tinggal bagaimana mereka mengatur penempatan muatan saja,” pungkasnya. (dor)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.