JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan masih mengkaji penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Juli 2017. Seperti diketahui, pemerintah kini tetap diberi kuasa mengatur harga BBM jenis premium penugasan dan solar bersubsidi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), IGN Wiratmaja Puja mengatakan, jika penyesuaian setiap tiga bulan, maka harga BBM baru akan ditetapkan pada Juli sampai September 2017.

“Juli, ada-ada (penyesuaian). Kan tiga bulan kan, Juli-September. Formula tetap tiga bulan. Hitungan sudah ada, tapi kan tren grafiknya aja saya share yah, nanti salah lagi. Nanti aja,” ujar Wirat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta Rabu 14 Juni 2017. 

Wirat mengatakan, penentuan harga BBM saat ini masih ditentukan oleh tiga faktor yaitu harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), kedua adalah Mean of Platts Singapore (MoPS) dan ketiga ada nilai tukar rupiah. Wirat mengakui ada selisih harga jual dengan harga keekonomian.

“Ya ada plus ada minus (dengan harga keekonomian) kan di akhir tahun dievaluasi. Sekarang kan lagi ada minus, nanti suatu hari ada plus, dan diakhir tahun dievaluasi,” ujar dia. 

Sementara itu, Wirat pun mengakui ada pertimbangan bagi pemerintah dan DPR untuk mencabut subsidi bagi solar. Namun ia enggan berkomentar banyak terkait hal tersebut. 

“Semua aspek kan memang tentu harus dipertimbangkan, kita pertimbangkan per tiga bulan sesuai formula,” ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjamin pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM sebelum Lebaran. Namun, pemerintah tidak memberi garansi, apakah ada keputusan berbeda usai Lebaran. 

“Kami tidak menaikkan BBM sebelum Lebaran. Setelahnya bagaimana, nanti akan kami lihat,” ujar Darmin dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR. (vc)