Senin, 29/01/2018
Senin, 29/01/2018
contoh industri pengolahan
Senin, 29/01/2018
contoh industri pengolahan
Visi pembangunan industri nasional sebagaimana
yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Industri Nasional adalah Indonesia menjadi Negara Industri Tangguh pada tahun
2025. Pembangunan industri ke depan ditujukan agar sektor industri dapat tumbuh
lebih cepat sehingga dapat berperan lebih besar dalam penciptaan nilai tambah
yang berujung pada peran sektor industri dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi
dan penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut sejalan dengan semangat transformasi
ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu beralih dari unrenewable resources
menjadi renewable resources. Oleh karena itu salah satu proses
transformasi yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan kategori lapangan
usaha yang potensial salah satunya adalah sektor industri pengolahan baik
industri besar, menengah maupun kecil.
Komoditas unggulan yang ada di Kutai
Kartanegara untuk komoditas utama pada industri besar adalah industri kelapa
sawit, karet, kayu. Sedangkan untuk industri kecil dan menengah yaitu industri
pangan, kerajinan dan industri logam/kayu seperti kusen, teralis dan
sejenisnya. Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Kabupaten Kutai
Kartanegara dalam beberapa tahun terakhir ini dalam tugas dan fungsinya semakin
fokus pada promosi dan pencarian investor non pertambangan diantaranya adalah
sektor perkebunan. Bukan menawarkan lahan, tapi menawarkan potensi pemanfaatan
limbah dari pabrik kelapa sawit yang banyak terdapat di wilayah Kutai
Kartanegara. Limbah pabrik kelapa sawit seperti cangkang buah merupakan bahan
baku energi alternatif yang cukup bernilai investasi tinggi dan menarik
investor dimana Kutai Kartanegara menempatkan skala prioritas pada bidang
pertanian dalam arti luas. Potensi perikanan juga menjadi bahan promosi
investasi, mengingat produksi ikan di Kutai Kartanegara membutuhkan pabrik industri pengolahan ikan
siap konsumsi. Hal ini juga merupakan bentuk komitmen daerah dalam mendukung
program ketahanan pangan nasional.
Peranan sektor industri pengolahan
dalam pembentukan PDRB Non migas dan pertanian Kabupaten Kutai Kartanegara
cenderung mengalami trend yang menurun hingga tahun 2015, namun pada tahun 2016
mengalami peningkatan kontribusi sebesar 17,2 persen. Hal ini sejalan dengan
hasil SE2016 dimana jumlah usaha dari sektor industri pengolahan sebanyak 5.309
usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 36.764 orang.
Pertumbuhan kategori industri
pengolahan relatif lebih stabil dibanding kategori lainnya. Ditengah
perlambatan pertumbuhan ekonomi, kategori ini masih tumbuh positif 8,59 persen
pada tahun 2016. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor industri pengolahan
merupakan ladang pengembangan yang potensial.
Berdasarkan data Disperindagkop
Kabupaten Kutai Kartanegara, terjadi peningkatan jumlah industri pada jenis
industri olahan pangan dari 3.174 industri menjadi 5.042 industri pada tahun
2016. Jumlah tenaga kerjanya juga meningkat lebih dari dua kali lipat. Industri
olahan pangan di Kutai Kartanegara didominasi oleh industri pengolahan kerupuk
dan kue kering. Sedangkan untuk industri alat angkut yang unggul di Kutai
Kartanegara adalah industri pembuatan galangan kapal. Kemudian untuk industri
bahan bangunan lebih banyak pada industri kusen dan batu bata. Salah satu
bagian dari sektor pariwisata yaitu industri kerajinan di Kutai Kartanegara
juga memberikan share cukup besar dengan jenis kerajinan manik, sulam, rotan
dan ukiran kayu.
Menurut data dari Disperindagkop, jumlah unit
usaha berdasarkan skala usaha lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Kecamatan
Tenggarong, Samboja dan Tenggarong Seberang. Kecamatan Samboja sangat potensial
menjadi sentra industri makanan dan minuman berbasis agro buah naga dengan luas
lahan sekitar 400 hektar. Produksi buah naga yang melimpah maka akan
berpengaruh terhadap harga yang cenderung menurun. Terlebih komoditas ini tidak
akan tahan lama tanpa alat pengawet. Melihat kondisi tersebut, perlu untuk
dilakukan hilirisasi produk dari berupa buah segar menjadi produk olahan buah
naga yang bernilai jual tinggi.
Oleh : Tiya Mitasari
Staf Neraca Wilayah dan Analisis
Statistik BPS Kutai Kartanegara
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.