Sabtu, 23/12/2017

Pemerintah Dinilai Kurang Serius Tangani Masalah Perempuan

Sabtu, 23/12/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Pemerintah Dinilai Kurang Serius Tangani Masalah Perempuan

Sabtu, 23/12/2017

SAMARINDA - Momentum peringatan Hari Ibu menjadi titik penting bagi peningkatan kesetaraan kaum perempuan dan ibu. Sejumlah permasalahan terkait perempuan dan ibu serta anak tak bisa begitu saja diabaikan, termasuk di Kota Samarinda.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Samarinda mencatat, sepanjang tahun 2017 sedikitnya ada 300 kasus kekerasan yang melibatkan anak dan perempuan di Samarinda. Hal ini membuat kinerja pemerintah dinilai kurang serius dalam menanggulanginya.

“Kami akui memang kasus kekerasan terhadap perempuan ditangani, namun masih tergolong lambat dan berbelit-belit. Kami berharap pemerintah dan semua pihak terkait bisa lebih serius memberikan perhatian,” ujar Frijae Raka Siwi Koordinator Aksi Cinta untukmu Ibu saat menggelar aksi dalam rangka peringatan Hari Ibu di simpang empat Vorvo Samarinda, Jumat (22/12) siang.

Tak hanya menjadi korban kekerasan, Frijae mengakui adanya keterlibatan perempuan dalam sejumlah kasus narkoba. Dia justru menilai ini sebagai bentuk pemerintah kurang serius memberikan penanganan terhadap penjaminan kesejahteraan kaum perempuan. Penyebaran video pornografi, sebagai bentuk eksploitasi terhadap perempuan seakan menasbihkan ketidak amanan Kota Samarinda khususnya dan Kaltim pada umumnya.

“Keterwakilan perempuan di pemerintahan juga terbilang kurang. Memang secara jumlah, bisa dibilang cukup terwakili, namun secara narasi prosentase keterlibatan perempuan dalam penerbitan kebijakan masih belum maksimal,” paparnya.

Dia berharap momentum Hari Ibu bisa menjadi titik balik penguatan konsentrasi pemerintah dan sejumlah pihak terkait, dalam hal penjaminan kesejahteraan perempuan dan anak. Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Halda Arsyad menegaskan, momentum perayaan Hari Ibu ke-89 untuk kembali menekankan pentingnya keterlibatan, dan peran kaum ibu dan wanita dalam proses pembangunan, dalam rangka mengisi kemerdekaan.

Ia mengaku, saat ini meskipun sudah lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya, beberapa permasalahan khas terkait kaum ibu dan wanita masih ditemukan di Kaltim.

“Perlu diketahui, bahwa Kementerian Pemberdayaan  Perempuan tidak tinggal diam terhadap isu- isu yang berkembang di masyarakat. Mengenai traficking, angka kematian ibu. Mengenai masih rendahnya akses manfaat pembangunan bagi perempuan, kekerasan perempuan dan anak, ini memang masih terjadi di Kaltim,” ujarnya ditemui di Samarinda, Jumat (22/12) siang. 

Karenanya, ia mengajak dan meminta kepada semua lapisan baik di pemerintahan, tokoh masyarakat dan utamanya kaum ibu dan perempuan untuk terus aktif dalam kegiatan di masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya. 

“Momen hari ibu ini, menjadi momentum mengumandangkan bahwa perempuan, atau ibu, punya peran yang penting dalam mengisi pembangunan,” tukasnya.

Jelang pemilihan umum, baik Pemilihan kepala daerah, dan legislatif, ia juga mendorong hadirnya figur -figur perempuan, yang ke depan diharapkan dapat menjadi tokoh yang dapat memperjuangkan nasib kaum perempuan.

Peringatan Hari Ibu ke-89 di Kaltim juga diisi dengan kegiatan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Jl. Pahlawan Samarinda (rs)

Pemerintah Dinilai Kurang Serius Tangani Masalah Perempuan

Sabtu, 23/12/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.