Kamis, 04/01/2018

Kenaikan Harga Ayam Perilaku Pedagang

Kamis, 04/01/2018

ILUSTRASI

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Kenaikan Harga Ayam Perilaku Pedagang

Kamis, 04/01/2018

logo

ILUSTRASI

SAMARINDA - Hingga kini kenaikan harga daging ayam masih belum stabil. Di pasar, seekor ayam dijual dengan harga tinggi, Rp48 ribu. Pemkot Samarinda menduga ada yang tidak wajar. Menelisik lonjakan harga, wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail melakukan sidak ke salah satu kandang ayam remsi milik Pemkot Samarinda di Lempake.

Dalam lawatannya itu, Nusyirwan mengaku kecewa atas ulah pedagang ayam di Pasar Segiri. Pasalnya penjualan dihitung per ekor bukan dari berat ayam. Akibatnya terjadi perbedaan harga yang mencolok antara pedagang di pasar tradisional dengan yang dari kandang resmi pemerintah. 

“Di Pasar Segiri berlakukan harga per potong, sedang di Pasar Palaran dihitung kiloan. Ini yang harus diedukasi, nanti akan ada arahan juga dari MUI,” kata Nusyirwan, Kamis (4/1) kemarin.

Ia mengatakan akan membenahi pola pedagang melalui sosialisasi dan edukasi. Selain sebagai pasar terbesar di Samarinda, Pasar Segiri juga menjadi salah satu indikator fluktuasi harga bahan pokok di Samarinda, bahkan Kaltim.

“Pasar Segiri itu harus diperbaiki, bukan infrastruktur nya tapi perilaku pedagangnya,” paparnya.

Nusyirwan meminta Perusahaan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU) berkoordinasi dengan asosiasi pedagang ayam agar membahas perbedaan harga tersebut. Termasuk pula pengawasan apabila ditemukan ayam yang ditiup atau diberi air sehingga beratnya bertambah. Oknum pedagang demikian lanjutanya perlu diberi sanksi karena dianggap membodohi pelanggan.

Berdasarkan harga pasar, seekor ayam saat ini bekisar Rp48 ribu. Informasi yang ia dapat kenaikan terjadi lantaran harga di kandang resmi juga mengalami kenaikan.

Mencukupi kebutuhan daging ayam di Samarinda, lima kandang resmi pemerintah yakni di Muang, Sungai Siring, Makroman dan Palaran tak cukup. Mau tak mau pedagang ‘mengimpor’ dari Kukar. Persentasenya kira-kira 60 persen dari Kukar sisanya kita,” terang Nusyirwan.

Dari pantauan lapangan ditemukan, tidak ada kekurangan stok bahan pakan.Agar perbedaan harga tidak jomplang rencananya pemkot akan lakukan rapat dengan asosiasi peternakan. “Nanti mereka akan kami libatkan dalam TPID (tim pengendali inflasi daerah), sehingga masalah harga daging ayam ini bisa terkendali,” jelas Nus. (rs)


Kenaikan Harga Ayam Perilaku Pedagang

Kamis, 04/01/2018

ILUSTRASI

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.