Selasa, 16/01/2018

Tempat Ibadah Jangan Jadi Tempat Kampanye

Selasa, 16/01/2018

Sofyan Noor

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Tempat Ibadah Jangan Jadi Tempat Kampanye

Selasa, 16/01/2018

logo

Sofyan Noor

BALIKPAPAN - Tahun 2018 menjadi awal tahun politik Indonesia yang dimulai dengan pelaksanaan pilkada serentak. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kaltim jauh-jauh hari sudah mengingatkan kepada pasangan calon beserta tim pemenangan untuk selalu menghormati keberadaan tempat ibadah.

Kepala Kanwil Depag Kaltim, Sofyan Noor mengingatkan agar rumah ibadah baik masjid atau gereja dan lainya tidak dijadikan lokasi kampanye. “Kita harus jujur tidak boleh memanipulasi tempat-tempat yang sakral yakni tempat ibadah untuk mengabdi pada Allah bukan mengabdi pada kekuasaan. Pilkada itu mengabdi pada kekuasaan. Jadi jangan menggunakan itu,” kata dia, kemarin.

Namun Sofyan menilai jika ada calon datang mengikuti pengajian, hal itu tidak dipersoalkan. “Tapi kalau dia datang membawa propaganda, dia memperkenalkan diri nggak bolehlah, kan orang sudah tahu dirinya siapa. Kalau ikuti pengajian, ikut ceramah nggak apa-apa. Orang mau cari ilmu, niat ibadah masa kita larang,” ujarnya.

“Yang tidak boleh itu menggunakan rumah ibadah untuk tempat kampanye, provokasi. Itu nggak boleh,” sambungnya.

Saat ini pengawasan tempat ibadah untuk kampanye, Kementerian Agama sudah menyerahkan pada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai lembaga yang memiliki parameter untuk mengawasi calon. “Masyarakat juga bisa jadi pengawas pemilu, kalau ada kejanggalan bisa sampaikan ke Bawaslu dengan bukti dan saksi yang dapat dipertangungjawabkan. Termasuk pers bisa jadi pengawas, pers telinga banyak dan mata dimana-mana,” tandasnya.

Menyinggung potensi konflik atau perpecahan umat pada Pilgub Kaltim nanti, Sofyan berharap hal itu tidak terjadi. Dia menilai masyarakat Kaltim cukup dewasa menyikapi perhelatan politik lokal maupun nasional. Apalagi katanya peran FKUB selama ini dinilai baik dan berjalan sesuai harapan bersama.

“Saya fikir FKUB berjalan bagus ya. Isu SARA tidak diperlukan lagi, tidak mempan. Kita sudah dewasa berdemokrasi. Makanya orang yang menggunakan isu SARA ini naif sekali. itu harus diwaspadai dan kita minta kalau isu SARA itu muncul aparat harus bertindak cepat,” tukasnya. (din)


Tempat Ibadah Jangan Jadi Tempat Kampanye

Selasa, 16/01/2018

Sofyan Noor

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.