Sabtu, 17/02/2018
Sabtu, 17/02/2018
PERAYAAN IMLEK: Atraksi pertunjukan Barongsai di malam Tahun Baru Imlek di Kleteng Thien Ie Kong, di Jl Yos Sudarso, Samarinda. (Foto: Melisa/korankaltim)
Sabtu, 17/02/2018
PERAYAAN IMLEK: Atraksi pertunjukan Barongsai di malam Tahun Baru Imlek di Kleteng Thien Ie Kong, di Jl Yos Sudarso, Samarinda. (Foto: Melisa/korankaltim)
SAMARINDA – Imlek menjadi hari yang paling dinanti-nanti warga Tionghoa. Berbagai ritual suci dan kegiatan dilaksanakan untuk menyambut Tahun Baru China.
Di Kleteng Thien Ie Kong, di Jl Yos Sudarso, Samarinda misalnya. Perayaan Imlek dilakukan sejak Kamis (15/2) lalu, seperti sembahyang sebagai wujud syukur masuknya tahun Anjing Tanah.
“Kami siapkan sekitar 40 pasang lilin ukuran besar yang dipesan umat. Di antaranya ada sekitar 300 lilin kecil di dalam Klenteng. Ukuran lilin beragam, mulai dari 5 kati sampai 500 kati. Kalau ukuran 500 kati, tingginya bisa mencapai 2 meter,” ucap Hansen, Kamis (15/2) malam.
Lilin digunakan sebagai penanda permintaan rezeki. Lilin di klenteng tertua di Indonesia ini didatangkan khsusus dari Surabaya. “Untuk ukuran 5 kati, sekitar Rp 135 ribu, sementara untuk ukuran 500 kati, harganya sekitar Rp 12,5 juta,” tuturnya.
“Semakin tinggi dan mahal lilin yang dipesan, permintaan datangnya rezeki juga semakin lebih baik,” jelasnya.
Untuk mempersiapkan kebutuhan umat yang beribadah di klenteng tersebut, pihaknya juga telah menyiapkan1.500 batang Hio dan 12 bal kertas Tuakim. “Diperkirakan satu Dewa itu tiga batang Hio,” urainya.
Seperti ritual menjelang Imlek pada umumnya, ibadah kemarin terlebih dahulu dibuka dengna pertunjukan atraksi Barongsai Yayasan Yong Jing. (ms)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.