Jumat, 14/07/2017
Jumat, 14/07/2017
Ilustrasi
Jumat, 14/07/2017
Ilustrasi
TENGGARONG - Dampak pagelaran Erau International Folk Art Festival(EIFAF) yang tiap tahun digelar, memberikan kontribusi perputaran keuangan yang cukup besar dan berdampak bagi masyarakat, di saat kondisi defisit saat ini, perputaran uang diprediksi bisa mencapai Rp30 Miliar selama EIFAF berlangsung sepekan.
“Pagelaran EIFAF memberikan dampak perekonomian masyarakat secara langsung cukup besar, bisa mencapai Rp30 M,” kata Kadispar Kutai Kartanegara (Kukar), Sri Wahyuni kepada Koran Kaltim belum lama ini.
Sri menilai sangat wajar perputaran uang langsung di masyarakat cukup besar selama EIFAF berlangsung, ketika ada festival folklore, bersumber dari tingkat hunian hotel penuh, pengunjung restoran ramai, pelaku usaha kecil lainnya juga, mengalami peningkatan pendapatan selama erau berlangsung.
“Kami pernah mendapatkan laporan, penjual Es Teh Dua Daun selama Erau berlangsung pendapatannya hampir tembus Rp20 Juta. EIFAF menjadi daya tarik pengunjung wisatawan lokal Kaltim dan luar Kaltim,” ujarnya.
Perhelatan Pesta Adat Erau, akan digelar pada 22-30 Juli 2017. Tak hanya dari mancanegara, Pesta Adat Erau ini juga diramaikan grup kesenian dari luar Kukar, seperti Yogyakarta mengirimkan lima grup keseniannya, Jawa Timur mengirimkan tim kesenian dari Malang dengan tarian topengnya, tim kesenian dari Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat dan tim kesenian dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
“Ini dampak dari Erau Kukar yang menjadi Festival Budaya Terpopuler di tanah air sehingga banyak daerah di Indonesia ikut berpartisipasi dalam EIFAF kali ini,” ujar mantan Kabag Humas Setkab Kukar ini.
Dia menambahkan, tahun ini penyebutan penamaan tidak lagi menggunakan bahasa Inggris, sebagai tuan rumah kita akan menggunakan bahasa Indonesia, termasuk nama negara. Bahkan penyebutan EIFAF akan diartikan menjadi Festival Kesenian Rakyat Internasional ke-5 dalam Rangka Erau Adat Kutai 2017.(ran)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.