Senin, 17/07/2017

Penyu Air Tawar Terancam Punah

Senin, 17/07/2017

DISELAMATKAN: Keberadaan Penyu air tawar di Paser mendapat perhatian karena terancam punah

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Penyu Air Tawar Terancam Punah

Senin, 17/07/2017

logo

DISELAMATKAN: Keberadaan Penyu air tawar di Paser mendapat perhatian karena terancam punah

TANA PASER – Guna menyelamatkan habitat penyu air tawar atau Biyuku yang terancam punah, Aliansi Lintas Alumni dan Mahasiswa (ALAM) Kabupaten Paser melakukan penelitian lapangan.

“Kami, gerakan pemuda yang terhimpun dalam ALAM Paser, tempo hari melakukan penelitian lapangan terhadap penyu air tawar, atau dikenal oleh warga sekitar sebagai Biyuku,” kata Pemerhati Lingkungan Agung Kurniawan selaku perwakilan ALAM Kabupaten Paser, Minggu (16/7).

Pihaknya, melakukan eksplorasi habitat Biyuku yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Paser. Salah satunya, Desa Damit Kecamatan, Paser Belengkong, Kabupaten Paser.

“Jarak tempuh ke Desa Damit sekitar 15 Kilometer, bisa ditempuh menggunakan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. Selain itu, juga bisa ditempuh menggunakan jalur sungai,” ucapnya.

Dikatakan Agung, ketertarikan pihaknya terhadap Biyuku, disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya, berdasarkan informasi penduduk setempat terdata Biyuku dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari segi jumlah.

“Dari keterangan warga, jumlah Biyuku yang kembali untuk bertelur di pasiran (pantai pasir buatan) pada tahun ini hanya sekitar 100 ekor. Padahal, tahun sebelumnya Biyuku yang menepi untuk bertelur di pasiran sebanyak 150 ekor,” ujarnya.

Dijelaskan, bahwa pantai pasir buatan adalah lahan yang berada ditepi sungai ditimbun dengan menggunakan pasir. Sehingga, tampak seperti pantai yang berpasir. Dimana, Biyuku saat melihat pantai pasir buatan akan naik ke daratan untuk bertelur.

“Biasanya, Biyuku hanya bertelur sekali dalam satu tahun, tepatnya pada musim panas. Tergerak akan pelestarian Biyuku, maka kami dari ALAM Paser bersama sejumlah warga yang peka akan paradigma itu bertujuan ke arah konservasi lebih lanjut,” urainya.

Disampaikan pula, bahwa masyarakat yang peka dan peduli terhadap Biyuku, secara manual melakukan penyelamatan Biyuku dengan cara menetaskan atau mengembangbiakkan sebagian telur-telur di tempat yang aman.

“Lokasi yang aman yang dimaksud, ialah tempat telur yang bebas dari hewan predator hingga individu (manusia) yang tidak peduli akan kelestarian Biyuku. Jadi, warga mengambil telur dari dalam lubang, lalu memindahkannya ke lahan buatan untuk ditetaskan,” paparnya.

Kendati demikian, sambung Agung, ada juga sebagian telur yang dikonsumsi dan dijual untuk menutupi biaya operasional penyelamatan habitat Biyuku atau penyu air tawar.

Untuk sekarang, yang dilakukan beberapa desa adalah pembagian dengan sistem persentase 70-30. Dimana, 70 persen untuk dikonsumsi dan dijual sebagai biaya operasional pembuatan pasir buatan dan tempat pengembangbiakan, sedangkan 30 persen dikembangbiakan,” pungkasnya.

Dari pantauan Koran Kaltim, satu telur Biyuku dipasaran dapat laku seharga Rp6 ribu per biji. Hanya saja, jika membeli langsung ke orang yang mengumpulkan atau para pencarinya, telur biyuku per bijinya bisa didapat seharga Rp5 ribu. (sur)


Penyu Air Tawar Terancam Punah

Senin, 17/07/2017

DISELAMATKAN: Keberadaan Penyu air tawar di Paser mendapat perhatian karena terancam punah

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.