Kamis, 25/05/2017
Kamis, 25/05/2017
Kamis, 25/05/2017
Jakarta, KompasOtomotif – Kampung Melayu, lokasi yang akrab di telinga warga Jakarta, terlebih bagi yang suka naik transportasi umum. Kini lokasi yang menjadi saksi perubahan moda transportasi Ibu Kota itu kembali mencuat namanya akibat bom bunuh diri yang meledak Rabu, (24/5/2017) malam.
Buat sebagian orang lokasi ini mungkin tanpa info yang menarik. Tapi pasca-bom Kampung Melayu, jadi lebih diperhatikan.
Buat yang sering lewat, pastilah paham bahwa inilah salah satu titik sentral perpindahan trayek (terminal terpadu) berbagai angkutan publik, mulai dari metromini, mikrolet, sampai yang termuda hasil gagasan Pemprov DKI, yakni Transjkarta.
Kampung Melayu juga menjadi titik berkumpulnya kendaraan roda tiga yang biasa disebut bajaj, atau ojek (juga ojek online) untuk mengantarkan penumpang ”estafet” menuju titik pemberhentian akhir.
Lokasinya yang strategis sebagai penghubung Timur Jakarta dan kawasan-kawasan lain di Ibu Kota membuat terminal ini masih punya denyut nadi. Meski, kesibukannya kini tak lebih dari sekadar angkot atau mikrolet yang ngetem karena sepi penumpang.
Tergerus Zaman
Ya, zaman memang berubah. Kampung Melayu kini bisa dibilang layu, tak seperti dulu. Aktivitasnya lebih sepi, toh kalaupun ramai, cuma karena mikrolet dan metromini yang ngetem dan menyebabkan kemacetan panjang.
Tapi, jika Kampung Melayu bisa bicara dan ditanya, mungkin dia akan menceritakan banyak pengalaman. Sejak zaman kolonial, tempat ini sudah dimanfaatkan sebagai pemberhentian bus-bus dari berbagai wilayah di Pulau Jawa, meski belum disebut terminal.
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.