Jumat, 28/07/2017

Rupiah Berjaya di Perbatasan

Jumat, 28/07/2017

Ilustrasi/net

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Rupiah Berjaya di Perbatasan

Jumat, 28/07/2017

logo

Ilustrasi/net

TARAKAN - Berbatasan dengan wilayah Sabah dan Sarawak, Malaysia, masyarakat di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), dahulu kerap menggunakan ringgit sebagai transaksi. Namun, kini penggunaan ringgit sudah menghilang dari warga Kaltara. Mereka sekarang menggunakan rupiah sebagai satu-satunya alat transaksi sehari-hari.

Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie pun bangga dengan pencapaian ini. Peredaran uang rupiah di wilayah perbatasan kini sudah lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Tidak ada lagi peredaran ringgit dalam bentuk transaksi apapun. 

“Dahulu, peredaran ringgit banyak terjadi di Nunukan dan Sebatik. Karena wilayah tersebut berdekatan dengan tetangga kita, Malaysia. Setelah diberlakukannya UU Mata Uang dan Bank Indonesia bergerak dengan cepat, apalagi sampai membentuk kantor perwakilan di sini, peredaran rupiah semakin bagus. Sehingga tidak ada lagi transaksi yang menggunakan ringgit Malaysia,” jelas Irianto di Tarakan, Jumat (28/7).

Jadi, lanjut dia, semua masyarakat di wilayah perbatasan Kaltara dengan Malaysia, sudah menggunakan rupiah. Bahkan mereka saat berkunjung ke Malaysia membawa rupiah kemudian melakukan kegiatan penukaran uang di sana. 

“Sebelum mereka berangkat ke tetangga (Malaysia), mereka yang di darat itu, di Kerayan ke Serawak, menukarkan uangnya di Sebatik. Di sana (Serawak) sudah tersedia tempat penukaran uang meski tidak resmi tetapi berjalan dengan baik,” katanya. 

Irianto lantas menceritakan pengalamannya. Sejak 1986, kata dia, sewaktu masih di wilayah Sungai Pancang di Sebatik, saat akan melakukan aktivitas ke Tawau di Nunukan, banyak orang yang melakukan penjualan uang ringgit secara terbuka di pelabuhan-pelabuhan. Kini aktivitas tersebut sudah tidak ada lagi.

“Mereka takut selain ada razia, juga imbauan dari kepolisian dan Bank Indonesia. Jadi sekarang tidak ada lagi yang berjualan mata uang ringgit. Ini penting, karena penggunaan rupiah menyangkut martabat bangsa. Penghargaan terhadap mata uang sendiri, penting,” pungkasnya. 

Seperti diketahui, di Kecamatan Sebati, Kabupaten Nunukan mata uang yang digunakan adalah Ringgit Malaysia (RM). Setipap transaksi jual beli, harga RM yang kemudian di konversi terhadap rupiah. Ini lumrah karena aktivitas ekonomi warga di perbatasan negara lebih aktif ke Malaysia. Dengan berjayanya rupiah di perbatasan menunjukkan mata uang Indonesia sudah diterima oleh warga Indonesia yang hidup di perbatasan. (sdn)


Rupiah Berjaya di Perbatasan

Jumat, 28/07/2017

Ilustrasi/net

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.