Sabtu, 09/09/2017
Sabtu, 09/09/2017
FOTO: ILUSTRASI/NET
Sabtu, 09/09/2017
FOTO: ILUSTRASI/NET
SAMARINDA – Sepekan terakhir warga di Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang dan Kabupaten Berau merasa kesulitan mendapatkan gas elpiji takaran 3 kilogram (kg). Seperti ada yang berulah, gas melon hilang di pasaran. Kalau pun ada, gas yang sedianya untuk warga tak mampu itu harganya selangit.
Di Samarinda, sebelum memasuki Hari Raya Iduladha, laporan PT Pertamina (Persero) kepada Dinas Perdagangan setempat menyatakan stok aman. Artinya, gas elpiji seharusnya masih beredar normal. Tapi, setelah lebaran justru elpiji lebih sulit didapat alias langka.
Kepala Dinas Perdagangan Samarinda, Adriyani mengungkap adanya dugaan penimbun yang bermain. Diduga pelakunya ada di tingkat pemasok. Faktanya di tingkat pengecer tak ada stok untuk dijual.
“Usai lebaran banyak pengecer yang menutup tokonya karena Iduladha. Tapi, kuat dugaan mereka kembali banyak mengambil stok dari pangkalan,” ujar Adriyani.
Artinya, stok elpiji sebelum Iduladha belum sempat terjual. Tapi, para pengecer kembali menyetok dagangannya membeli dari pangkalan gas.
Dia menduga ada pemasok yang sengaja menimbun dan membawa banyak tabung gas keluar Samarinda.
Inilah dugaan modus yang dijalankan yang menyebabkan beberapa wilayah mengalami kelangkaan elpiji.
“Sebenarnya ini juga aneh, karena sejauh ini hanya di Jl Juanda dan Samarinda Seberang saja yang mengalami kelangkaan. Padahal Pertamina menyatakan stok elpiji justru ditambah lima persen dari biasanya,” jelas pria yang akrab disapa Aad.
Adriyani mengaku tengah mencari tahu penyebabnya dengan memantau setiap pangkalan yang ada.
“Pertamina berencana memasok beberapa tabung ke pangkalan. Jika stok tambahan ini langsung habis diambil pengecer dan berpotensi terjadi kelangkaan lagi, maka pemkot segera berkoordinasi dengan kepolisian untuk menelusuri karena ada indikasi penimbunan dan masuk wilayah tindak pidana,” urainya.
“Kalau memang ada ini krimininal,” imbuhnya
Kelangkaan elpiji di sejumlah daerah ini menjadi sorotan Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Edy Kurniawan. Senada dengan Aad, Edy menilai kelangkaan elpiji 3kg dikarenakan ada ulah spekulan yang menimbun.
“Memang ada ulah spekulan yang melakukan itu, dengan cara dikosongkan tabung elpiji 3kg untuk dijual mahal,” kata Edy, Jumat (8/9) kemarin.
Edy tidak mau terlalu berspekulasi lebih jauh atas kalangkaan elpiji 3kg. Kelangkaan diakuinya masih bisa ditinjau dari sudut pandang lain. Edy mengaku mendapat informasi kalau Pertamina akan menggelontor subsidi untuk gas tabung 5kg.
“Menurut informasi yang saya dapat dari Pertamina, elpiji 3kg akan diubah ke 5kg, tahun depan elpiji 5kg akan diberi subsidi,” sebut Edy
Menurut Edy, Pertamina akan mecabut subsidi sebagian gas 3kg. Pemerintah kata dia akan merumuskan formulasi pendistribusian ulang gas elpiji 3kg berdasarkan jatah raskin disetiap RT dan kelurahan.
“Jadi setiap keluarga akan dijatah untuk pemakain gas 3kg. Sementara untuk agen akan dijatah berdasarkan distribusinya,” terang Edy.
Formulasi subsidi tabung 3kg ini kata dia disalah gunakan. Banyak kalangan pengusaha dan keluarga mampu yang menerima subsidi dari elpiji 3kg ini. “itu sebagai salah satu penyebab subsidi itu mulai dicabut,” kata Edy. (ms/sab)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.