Rabu, 20/09/2017
Rabu, 20/09/2017
M Ilyasin
Rabu, 20/09/2017
M Ilyasin
SAMARINDA - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda M Ilyasin mengatakan kampus yang dipimpinnya saat ini sama sekali tak alergi dengan bahasan mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) dan berbagai peristiwa yang mengikutinya.
Sebagai kampus Islam Negeri terbesar di Kaltim-Kaltara, IAIN Samarinda menurut dia harus menjadi wadah diskusi membangun dan konstruktif mengenai isu-isu penting di Indonesia. Ia bahkan menyebut, mahasiswa IAIN sebagai representasi kaum muda dan intelektual Islam di daerah.
“Ya tidak alergi lah, kan kampus itu bebas dan terbuka, semua bisa berpendapat dan berbicara,” ujar Ilyasin, Selasa (19/9) sore.
Kendati demikian, diskusi dan dialog mengenai hal yang bersifat sensitif semacam PKI kata dia harus tetap dalam koridor yang sudah ditetapkan kampus. Lebih tegas ia mengatakan, diskusi harus dalam rangka pembelajaran dari peristiwa sejarah.
“Belajar dari peristiwa-peristiwa seperti ini bisa menambah pemahanam kita, bahwa itu contoh yang bertentangan dengan ideologi negara kita. Bisa memberikan gambaran kepada mahasiswa bahwa itu adalah contoh yang salah,” tukasnya.
Sementara itu, mengenai perkembangan ideologi komunis yang kerap menyasar kalangan mahasiswa, Ilyasin berpendapat di Kaltim sangat jauh dari pergerakan-pergerakan yang dianggapnya ‘nyeleneh’. Sebagai langkah antisipasi, kampus diakuinya selalu memberikan rambu-rambu kepada mahasiswa dalam berkegiatan.
“Saya lihat di Kaltim indikasi yang beredar sulit ditemukan, tapi sebagai bagian dari bangsa kita patut pelajari, untuk langkah pencegahan.” ungkapnya.
Untuk itu, kata dia pemerintah perlu segera melakukan kajian mendalam mengenai polemik dan problematika yang menyertai kehadiaran PKI dan khususnya peristiwa G30S/PKI. (rs)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.