Jumat, 27/10/2017
Jumat, 27/10/2017
Neni Moerniaeni
Jumat, 27/10/2017
Neni Moerniaeni
BONTANG - Menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyoroti soal pertumbuhan ekonomi yang minus di Indonesia, salah satunya adalah Kota Bontang, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni mengatakan, jika hal tersebut, terkait karena perimbangan gas.
Menurut Neni, bukan hanya Bontang, hampir semua yang tergantung dengan DBH (dana bagi hasil) ground ekonominya lemah, karena kaitannya dengan perimbangan gas, batu bara dan minyak.
Neni menyebut salah satu kota di Jawa Timur, seperti Bojonegoro naik, karena baru ditemukan kilang. Sehingga yang awalnya tak dapat bagi hasil akhirnya dapat.
“Nah kita inikan 70-30, 70 diambil pusat, 30 dibagi ke kita. Nah ketika turun bagi hasil migas, maka kita turunlah. Sementara Kaltim belum siap dengan industri hilir, karena tergantung dengan industri hulu, seperti gas, minyak, batubara, sehingga banyaklah PHK, disaat industri lemah,” kata Neni.
Dikatakan Neni, saat acara Pengarahan Presiden kepada para gubernur, bupati dan wali kota seluruh Indonesia, yang digelar Istana Negara, Jakarta, Selasa 24 Oktober 2017, yang dihadiri Presiden, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para Menteri Kabinet kerja, di Istana Negara, ia sudah berupaya ancungkan tangan saat acara tersebut, untuk mengklarifikasi. Namun usahanya gagal.
“Saya sudah berulang kali ancung tangan ke presiden, nggak diberi kesempatan,” kata Neni.
Menurut Neni, langkah yang dilakukan pemerintah adalah penguatan ekonomi. “Ini sebenarnya statistik data di 2015, yang keluar 2016. Nah, kita ini lagi nunggu statistic 2016 yang akan muncul di 2017 ini, dan kita akan terus lakukan penguatan ekonomi kerakyatan, seperti yang sudah dilakukan dengan membantu dunia pendidikan, membantu kelengkapan sekolah, baju, sepatu gratis ini,” kata Neni. (cil)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.