Senin, 30/10/2017
Senin, 30/10/2017
BALIK BARAK: Ratusan prajurit TNI Angkatan Darat berbaris dan menyanyikan yel-yel setelah selesai bertugas menjaga garis batas negara di wilayah perbatasan Kaltara. (FOTO: SARDIMAN/KK)
Senin, 30/10/2017
BALIK BARAK: Ratusan prajurit TNI Angkatan Darat berbaris dan menyanyikan yel-yel setelah selesai bertugas menjaga garis batas negara di wilayah perbatasan Kaltara. (FOTO: SARDIMAN/KK)
JELANG sore, Senin (30/10) sekitar pukul 15.00 WITA, arus lalu lintas di Jalan Soekarno-Hatta KM 2,5 Kecamatan Loa Janan Ilir tersendat. Seluruh pengendara melintas di jalan poros Samarinda-Balikpapan diminta berhenti. Ini untuk menghormati ratusan prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) berbaris menenteng senjata sambil menyanyikan yel-yel arah Balikpapan yang kembali ke barak.
Ya, mereka adalah 350 Prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 611/Awang Long KODAM VI/Mulawarman baru pulang dari tugas menjaga garis batas negara RI-Malaysia di Kaltara. Ratusan barisan prajurit itu memakan badan jalan. Mereka berbaris rapi dengan seragam lengkap dan senjata laras panjang.
Di dalam markas Yonif 611/Awl para ibu-ibu Persit sudah menunggu kedatangan sang suami. Mereka bersiap melepas rindu setelah berpisah sembilan bulan.“Mana suamiku?,” kata-kata terlontar dari sejumlah ibu-ibu Persit. Tak ada wajah lesu dari para Persit. Mereka bersemangat meneliti setiap prajurit yang melintas. Seperti dilakukan Tri Wulan (21), salah satu istri prajurit Yonif 611. Sambil menggendong sang bayi, Muhammad Gibran (setahun tiga bulan), perempuan berhijab itu seperti tak sabar menyambut kedatangan suami, Praka Ghozali Abdul Rahman.
“Sudah sembilan bulan tidak ketemu sejak berangkat tugas, baru kali ini suami saya kembali,” kata Wulan.
Ia menuturkan, suaminya bertugas, ketika Gibran anak pertamanya itu berusia 5 bulan.“Saat ini usia anak saya sudah satu tahun lebih,” katanya. Selama sang suami bertugas di perbatasan, ia mengaku sering mengobati rasa rindu dengan berkomunikais lewat sambungan telepon. “ Tapi kadang susah komunikasi karena sinyal gangguan,” ujarnya. Wulan mengaku mempersiapkan menyambut suami, termasuk memasak makanan kesukaan..“Di rumah saya sudah bersih-bersih, sudah masak cumi-cumi pedas, itu kesenangan suami saya,” tandasnya.
Sementara itu, Ghozali tak henti-hentinya mencium putranya begitu bertemu. “Waktu saya tinggalkan untuk bertugas, dia belum bisa mengenali apa-apa. Saya tidak tahu apakah nanti setelah dia bangun, dia bisa mengenali saya, meski sering melihat saya lewat video call,” ujar Ghozali menggendong Gibran yang tengah tertidur. Meski harus berpisah dengan keluarga, bagi Ghozali, menjalankan tugas negara, hal membanggakan.
Ia menceritakan, salah satu hal rutin selama di perbatasan, adalah pengecekan patok perbatasan. “Kesibukan kita adalah patroli, cek patok, rutin semingu bisa 3 kali. Medannya naik turun gunung,” terang pria lulus menjadi prajurit TNI 2009 itu. Kedatangan mereka pun disambut dengan upacara penerimaan purna tugas dipimpin Danrem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) Brigjen TNI Irham Waroihan. Bertindak selaku Inspektur Upacara, Danrem 091/ASN, menyampaikan rasa bangga kepada seluruh personel Satgas, karena sukses melaksanakan tugas di wilayah perbatasan RI-Malaysia.
Ia mengungkapkan sejumlah prestasi yang di ciptakan Satgas Pamtas tersebut,diantaranya paling menonjol adalah penyerahan senjata dari masyarakat. “Kalian menggagalkan penyelundupan Narkoba 51,66 gram, Miras 949 botol, menerima penyerahan Senjata 83 pucuk, amunisi penabur 2 Butir, Daging Ilegal 100 Kg,” katanya. Kepada wartawan, Irham mengatakan, selama tugas selesai, para prajurit dilakukan tes HIV/AIDS dan tes narkoba, sebelum diperbolehkan bertemu keluarga. “Tidak ada ditemukan prajurit terjangkit HIV/AIDS dan juga narkoba,” tandasnya.
Jenderal TNI bintang satu itu menuturkan, tugas-tugas utama harus dikerjakan prajurit di perbatasan, adalah mengawasi patok perbatasan.”Kalau ada bergeser, mereka koordinasi dengan pasukan dari Malaysia, mereka pasang kembali,” sebutnya. “Yang kedua, mereka menjaga tempat perlintasan barang yang masuk dan yang tidak kalah penting, tugas mereka mensosialisaikan tentang wawasan kebangsaan di perbatasan,” ujarnya. (dor)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.