Senin, 31/07/2017
Senin, 31/07/2017
KOLONG jembatan Perniagaan sudah menjadi tempat tinggal. Tidak hanya itu, polisi juga menduga tempat itu kerap jadi tempat berpesta narkoba. (FOTO: ISTIMEWA)
Senin, 31/07/2017
KOLONG jembatan Perniagaan sudah menjadi tempat tinggal. Tidak hanya itu, polisi juga menduga tempat itu kerap jadi tempat berpesta narkoba. (FOTO: ISTIMEWA)
SAMARINDA – Tidak hanya kolong jembatan Mahakam yang pernah dijadikan tempat tinggal oleh warga karena diduga kesulitan mendapatkan hunian yang layak. Jembatan Perniagaan yang menghubungkan Jalan AM Sangaji (eks Jalan Belibis) dengan Pasar Segiri Samarinda pun kini disulap menjadi rumah tinggal.
Bahkan, kolong jembatan yang pernah direhab, dan kembali digunakan di penghujung September 2016 itu, diduga kerap dijadikan sebagai tempat berpesta narkoba.
“Bentuk di dalamnya sudah seperti rumah, ada dinding kayu dan ada pintunya. Bisa dikunci dari dalam. Di dalamnya ada aliran listrik yang entah dari mana, ada kipas angin, bantal dan juga ambal untuk tidur,” kata Kanit Reskrim Polsekta Kawasan Pelabuhan (KP) Samarinda, Iptu Purwo Asmadi, kemarin..
Purwo menduga, di dalam kolong jembatan tersebut kerap menjadi tempat pesta narkoba. Hal tersebut dibuktikan ketika sejumlah polisi melakukan razia pada Sabtu (29/7), dan menemukan 2 buah alat isap sabu atau bong, satu buah plastik hitam berisikan plastik klip, senjata tajam jenis badik dan parang.
“Kami tidak menemukan barang bukti narkoba. Di lokasi, kami juga menemukan beberapa alat suntik yang mungkin pernah di pakai oleh orang-orang yang pernah masuk ke dalam sana,” tandasnya. Dari hasil razia itu, polisi juga mengamankan seorang pria yang sedang tidur saat polisi datang. Namun, saat diinterogasi, kata Purwo, pria bernisial Ha (38) tersebut berdalih dia bukan orang yang selama ini mendiami tempat itu.
“Pengakuannya dia itu bermasalah dengan istrinya. Jadi dia pergi dari rumahnya, dan di tidur di kolong jembatan. Kebetulan dia sebagai wakar di Pasar Segiri,” tandasnya.
Masih dilanjutkan Purwo, penggerebekan itu dilakukan bermula dari patroli air yang dia lakukan beberapa hari sebelumnya, dan melihat ada perempuan yang keluar dari kolong jembatan tersebut. “Pernah saya patroli dan melihat ada perempuan dewasa yang keluar. Jadi kita lakukan razia,” demikian Purwo. (dor)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.