Selasa, 01/08/2017
Selasa, 01/08/2017
Selasa, 01/08/2017
MATA Agus berkunang-kunang, tak dapat menahan sedih ketika berada di rumah milik Baheri dan Tasnaeni, kakak kandung dan kakak iparnya yang kini telah pergi untuk selamanya, usai dibunuh Asse. Dimata Agus, Baheri adalah sosok kakak yang sangat baik hati.
Saat ajal menjemput, Agus ikut mengurus jenazah Baheri ketika akan dimakamkan di kampung halamannya, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Setelah polisi melakukan rekonstruksi dan melepas garis polisi yang awalnya mengelilingi rumah bercat hijau tersebut, Agus mengatakan, saat ini, pihak keluarga berencana menjual rumah tersebut.
“Kami dari pihak keluarga merasa bertangung jawab mengenai bagaimana mengurus harta sampai pemakamannya (korban). Hasil rembuk keluarga, baik dari keluarga laki-laki (Baheri) dan keluarga perempuan (Tasnaeni), rumah ini akan dijual aja, karena tidak ada yang urus,” kata Agus, dalam perbincangan bersama wartawan.
Agus pun telah mempersiapkan sejumlah dokumen untuk penjualan rumah tersebut. Selain itu, menurut Agus, selama ini, Baheri dan Tasnaeni memiliki 7 unit mobil angkutan kota (Angkot). Mobil-mobil tersebut pun rencananya juga akan dilego. “Rencana, menurut hasil rembug kita keluarga, kita sudah ingin menjual karena tidak ada lagi yang mengurus. Angkot itu ada 7 unit, habis tabrakan 1, jadi tingal 6,” ujarnya.
Di sisi lain, Agus dan juga pihak keluarganya yang lain mengharapkan hukuman berat bagi pelaku pembunuhan. “Harapan kami sebagai keluarga, pelaku ini harus dihukum berat, hukuman mati, biar puas semua keluarga,” sebut Agus kembali menegaskan.
Sejumlah perempuan utamanya keluarga korban yang datang menyaksikan rekonsruksi, tidak dapat menahan tangis. Maklum, Baheri dan Tasnaeni selama ini dikenal di lingkungannya, sebagai sosok yang rajin beribadah. (dor)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.