Selasa, 15/08/2017
Selasa, 15/08/2017
Selasa, 15/08/2017
SAMARINDA – Memiliki tato di lengan tangan kanan dan kirinya, justru tidak membuat Mu (35) bernyali ketika bertemu dengan laki-laki bertato lainnya. Bahkan, lelaki berkulit sawo matang itu terpaksa menjual nama institusi Polri, tujuannya agar dia ditakuti.
Ya, Mu mengaku-ngaku sebagai polisi ketika dia bertemu dengan beberapa orang yang juga bertato, saat dirinya masuk ke areal Pasar Kedondong, Kecamatan Sungai Kunjang, Senin (14/8) kemarin.
Maksud hati agar dia ditakuti, namun upayanya tidak berhasil meyakinkan warga. Bahkan, dia justru ditangkap dan sempat jadi bulan-bulanan warga.
Saat ini, Mu diamankan di Polsekta Sungai Kunjang, untuk menjalani pemeriksaan. “Saya itu mengaku sebagai polisi, karena saya ketemu dengan orang di pasar sana. Mereka bertato,” kata Mu berterus terang.
Dia menerangkan, dirinya awalnya masuk ke dalam pasar tersebut hanya untuk mencari seorang pria yang sempat berutang padanya. “Ada orang yang sempat pinjam uang kepada saya Rp200 ribu, katanya dia tinggal di Pasar Kedondong,” ujarnya.
Namun demikian, ketika bertanya, Mu malah merasa takut ketika berhadapan dengan beberapa pria.
Usai mengaku sebagai polisi, Mu sempat meninggalkan areal pasar. Namun beberapa saat kemudian, dia kembali ke pasar untuk mencari orang yang berhutang itu.
“Nah, setelah kembali ke pasar itu lagi, baru dia kemudian ditangkap warga. Karena warga di sana tahu, kalau dia itu bukan polisi. Saat ini dia masih kami amankan untuk dimintai keterangan,” sebut Hardi.
Mu sendiri bekerja sebagai tukang parkir di salah satu pasar di Samarinda. “Pekerjaannya tukang parkir. Kalau tempat tinggalnya, dia mengaku tinggal di bawah Jembatan Simpang Muara,” tegas Hardi. (dor)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.