Kamis, 17/08/2017
Kamis, 17/08/2017
PENCARIAN selama 4 hari warga dan aparat di tengah hutan. Redo (tengah dibonceng) akhirnya ditemukan selamat, Kamis (17/8) pagi kemarin. (FOTO: ISTIMEWA)
Kamis, 17/08/2017
PENCARIAN selama 4 hari warga dan aparat di tengah hutan. Redo (tengah dibonceng) akhirnya ditemukan selamat, Kamis (17/8) pagi kemarin. (FOTO: ISTIMEWA)
SENDAWAR - Kalistus Redo (16), siswa kelas X SMAN 4 Sendawar, Kampung Muara Asa, Kecamatan Barong Tongkok, Kutai Barat, yang dilaporkan hilang sejak Minggu (13/8) lalu, akhirnya berhasil ditemukan, Kamis (17/8) pagi kemarin, sekira pukul 07.00 Wita dalam kondisi sehat. Sebelumnya, warga melakukan ritual meminta Redo dikembalikan.
Keterangan diperoleh, Redo berangkat masuk hutan, untuk mencari buah durian, di kawasan hutan antara Kampung Geleo Baru dan Ombau Asa, Barong Tongkok. Belakangan, dia tidak kembali ke rumahnya. Sedangkan 4 temannya yang lain yang masuk pada hutan yang sama, sudah pulang ke rumah masing-masing sekira pukul 20.00 Wita.
Redo dicari beramai-ramai bersama warga kampung, Polri dan TNI, dengan menyisir hutan baik siang dan malam. Bahkan hilangnya Redo di hutan, sempat menjadi perbincangan hangat di jejaring sosial Facebook.
Namun demikian, tepat di hari kelima pencarian, Redo ditemukan warga lain, Iwan (45), di kawasan Lembo Ipir.
“Dia (Kalistus Redo) sedang duduk di depan sebuah pondok tua. Lokasinya di bawah kaki Gunung Layung, berjarak sekitar 2 kilometer dari pemukiman Kampung Geleo Asa. Saat itu Iwan sedang mencari buah durian yang jatuh,” kata kakek Redo, Tusin (47).
Dia menerangkan, dari penjelasan Iwan, meski cucunya itu terlihat bingung, namun secara umum fisiknya tampak sehat. Meski demikian, Redo akhirnya dibawa ke RSUD Harapan Insan Sendawar.
“Saat ditemukan, Redo memegang parang dan durian. Kondisi fisiknya baik, dengan baju dan celana terlihat kering. Pak Iwan langsung bawa pulang naik motor,” ujarnya.
Tusin menjelaskan, meski belum bisa ditanya soal keberadaannya selama 4 malam, Redo masih mampu berkomunikasi dengan baik kepada sanak saudaranya dan warga lainnya.
Soal ditemukannya Red, anak sulung dari tiga bersaudara, Tusin mengakui ada ‘pertolongan’ dari arwah para leluhur. Sebab selama dua hari, warga melakukan bermacam ritual adat Dayak Tunjung dan Benuaq. Seperti ritual Beliatn Bawo, Nyawar, Pejajar dan Bebawar.
“Petunjuk kami terima dari Pemeliatn (Pemimpin Ritual), Redo diganggu dan dibawa roh halus. Kami buat kesepakatan dengan roh halus, kami harus bikin sesaji, baru Redo dikembalikan,” ucap Tusin.
Untuk diketahui, hingga bertia ini diturunkan, rumah Redo, putra dari Romianus (35) dan Elis (30), pun dipadati keluarga, sahabat dan warga Kampung Geleo Baru dan sekitarnya. Kabag Operasioanl Polres Kubar Kompol Sarman membe-narkan, Redo empat hari lalu, memang sudah dilaporkan ke Polres Kubar dari pihak keluarga korban, khususnya di Polsek Barong Tongkok.
“Sehingga Polres mengerahkan personil ke lapangan, guna penyisiran hutan bersama masyarakat dan semua pihak terkait,” singkat Sarman. (imr)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.