Minggu, 18/06/2017

Buka Terang-terangan, Tawarkan Kopi dan Pijat Plus

Minggu, 18/06/2017

SALAH satu warung pangku, yang tetap nekat beroperasi meski diingatkan tidak beroperasi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Buka Terang-terangan, Tawarkan Kopi dan Pijat Plus

Minggu, 18/06/2017

logo

SALAH satu warung pangku, yang tetap nekat beroperasi meski diingatkan tidak beroperasi

SAMARINDA - Lokasi diduga prostitusi terselubung berkedok warung kopi atau dikenal warung kopi pangku, di poros Samarinda-Tenggarong, tetap nekat beroperasi. Bahkan mereka tetap saja buka terang-terangan.

Sejatinya, petugas telah merazia lokasi itu, sebelum memasuki Ramadan. Namun berdasarkan pantauan Koran Kaltim, beberapa warung, memang masih beroperasi, bahkan secara terang-terangan, baik itu yang masuk dalam wilayah Samarinda, maupun Kutai Kartanegara.

Koran Kaltim masuk ke salah satu warung, terdapat dua orang perempuan. Sapaan hangat pun langsung mereka berikan. “Ngopi, atau langsung pijat,” sapa salah satu wanita di warung itu.

Mereka mengaku terkadang beroperasi 24 jam di Bulan Ramadhan, “Kadang 24 jam,” ujar perempuan yang mengaku berinisial Ti. Dia mengatakan, selama Ramadan, tidak ada razia yang dilakukan Satpol PP Samarinda di kawasan tersebut. “Kalau sebelum puasa, memang ada razia, setelah itu tidak ada lagi,” sebutnya.

Perempuan berusia 31 tahun itu memasang tarif Rp200 ribu untuk sekali kencan. Kencan bukan sekadar kencan, melainkan pijat plus. Di warung kopi tempatnya bekerja, terdapat 3 buah kamar. Di depan warung, memang terdapat selembar kertas imbauan Ramadan yang dikeluarkan Ketua RT setempat. Salah satu poinnya, pelarangan pemilik atau pekerja warung, berpakaian seksi.

 Sementara itu, Kasi Operasional dan Penindakan Satpol PP Samarinda M Teguh Setya mengatakan, selama Ramadan, memang tidak ada pemantauan yang dilakukan Satpol PP Samarinda ke kawasan itu.

“Memang belum ada pemantauan ke sana, mungkin selama beberapa hari ini akan dipantau dan disidak ke sana,” tandasnya. 

Dia mengatakan, sebelum puasa, pihaknya telah melakukan penyegelan terhadap rumah-rumah, yang diduga diperuntukkan untuk kegiatan prostitusi. Bahkan beberapa orang muncikari, diamankan dan dibawa ke pengadilan, untuk menjalani sidang tindak pidana ringan.

Namun demikian, Teguh mengeluhkan rendahnya denda yang dikenakan kepada para muncikari tersebut. “Dendanya rendah sekali, cuma didenda Rp450 ribu, itu sangat lemah. Kalau tipiring sampai 5 juta dan kurungan sampai 5 bulan, mungkin itu ada efek jeranya,” pungkasnya. 

“Kalau Satpol PP Samarinda saja yang melakukan razia, tapi Satpol PP Kukar tidak (razia), itu mereka akan menyeberang dan mereka akan mengatakan sedang di wilayah Tenggarong,” tandasnya. 

Untuk razia, dia lebih dulu koordinasi dengan Kasatpol PP Samarinda AKBP Ruskan. (dor) 


Buka Terang-terangan, Tawarkan Kopi dan Pijat Plus

Minggu, 18/06/2017

SALAH satu warung pangku, yang tetap nekat beroperasi meski diingatkan tidak beroperasi

Berita Terkait

Berita Pilihan


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.