Senin, 11/12/2017

Geram, Neni Minta Setiap Ponpes Pasang CCTV

Senin, 11/12/2017

bejat Pembina Ponpes, IM, tersangka pencabulan lima orang santriwati yang kini meringkuk di sel Mapolres Bontang.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Geram, Neni Minta Setiap Ponpes Pasang CCTV

Senin, 11/12/2017

logo

bejat Pembina Ponpes, IM, tersangka pencabulan lima orang santriwati yang kini meringkuk di sel Mapolres Bontang.

BONTANG – Peristiwa cabul yang terjadi di salah satu pondok pesantren (ponpes), NM, yang berada di wilayah Bontang Utara, cukup membuat hati Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, geram. Neni meminta pelaku agar diberikan hukuman yang seberat-beratnya.

“Hukum seberat-beratnya, saya minta pelaku cabul dihukum berat,” tegas Neni Moerniaeni, kepada harian ini, Senin (11/12).

Ya, IM diduga telah mencabuli dan menggauli lima santriawati asuhannya berulangkali. Bahkan santriawatinya yang paling belia dimana masih 13 tahun sampai mengandung enam bulan. Akibatnya, IM kini menjadi tersangka dan ditahan di Mapolres Bontang.

Menurut Neni Moerniaeni, kejahatan yang dilakukan pemilik ponpes dan panti asuhan, tidak bisa dimaafkan, karena sudah merusak masa depan anak-anak. Untuk menghindari kejadian serupa agar tidak terulang, maka Ia meminta seluruh ponpes ataupun panti asuhan, agar dilengkapi CCTV. Tidak tanggung-tanggung, CCTV tersebut, akan terkoneksikan di Command Center PPID Kota Bontang. 

Sehingga aktivitas yang berlangsung di dalam pesantren maupun panti bisa dipantau pemerintah. “Saya minta seluruh ponpes pasang CCTV,” kata Neni. Bahkan jika perlu, Pemerintah yang akan pasang CCTV, namun letak CCTV tersebut tidak diketahui baik oleh pemilik, pengurus, pengajar maupun anak didik. 

Neni juga meminta bukan hanya ponpes dan panti asuhan yang dipasang CCTV, tetapi juga sekolah boarding school pun harus dipasang CCTV, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB). Sebab, diluar Bontang banyak kejadian yang terjadi.

“Seperti di sekolah-sekolah boarding school, sehingga untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan apakah itu kekerasan, pelecehan dan pencabulan”, ucap Neni.

Untuk kelima korban, lanjutnya, saat ini dalam pengawasan pemerintah. Dan khusus korban yang tengah hamil, sambungnya, akan memberikan pendampingan lebih ekstra, terlebih ketika bakal bayi tersebut.

“Kita akan beri pendampingan termasuk calon bayi anak tersebut, sehingga anak yang dilahirkan nanti tumbuh menjadi anak yang soleh, kita akan bina spritual anak tersebut,” ujar Neni. 

Selain itu, Neni meminta kepada tiap ponpes ataupun panti asuhan agar dilengkapi pengajar wanita khusus untuk anak didik wanita. Sementara bagi santri laki-laki dididik oleh pengajar laki laki.

“Jangan seperti ponpes NM yang santri laki dan santriwati dicampur di dalam satu gedung, dan pengajar maupun pengurus dan pemiliknya terdiri laki laki semua,” kata Neni.

Terpisah, Kapolres Bontang AKBP Dedi Agustono mengatakan, pihaknya masih proses penyidikan lebih lanjut, karena dugaan pelaku bisa lebih termasuk jumlah korban.

“Untuk sementara pelaku diduga masih satu orang yakni pemilik pondok tersebut, karena semua mengarah ke dia. Dan korban ada lima orang sementara yang hamil ada satu orang. Tapi kita akan dalami kasus ini, karena kami curiga korbannya kemungkinan bertambah,” ujar Dedi, Kamis (7/12). (cil)

Geram, Neni Minta Setiap Ponpes Pasang CCTV

Senin, 11/12/2017

bejat Pembina Ponpes, IM, tersangka pencabulan lima orang santriwati yang kini meringkuk di sel Mapolres Bontang.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.