Senin, 18/12/2017

Dinkes Sambangi Rumah ke Rumah

Senin, 18/12/2017

EKA wardhana

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Dinkes Sambangi Rumah ke Rumah

Senin, 18/12/2017

logo

EKA wardhana

Penajam-Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam paser Utara (PPU) melaksanakan pemeriksaan pencegahan penyakit kaki gajah (filariasis) dengan cara mendatangi rumah warga atau door to door.

“Kami memakai beberapa metode pengobatan, selain membuka posko pengobatan Pilariasis, sejumlah kader melakukan melakukan ‘door to door’,” ungkap Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten PPU Eka Wardhana, Minggu (17/12).

Pemberian obat filariasis kepada warga yang dilakukan Dinkes dapat berfungsi ganda, selain untuk membunuh cacing penyebab penyakit, juga mematikan cacing yang berada dalam perut.

“Obatnya harus meminum dua, kenapa, karena satu obat cacing Albendazole dapat membunuh cacing gelang, pita dan obat DEC itu agar membunuh telur-telur bahkan cacing dewasanya dibuat mandul,”terangnya.

Eka berharap, program yang telah berjalan itu dianggap sukses  oleh Kementrian Kesehatan. Sebab jika gagal, maka Dinkes akan melakukan pengulangan pengobatan massal selama dua tahun.

Ia menjelaskan, sejak memisahkan dirinya Kabupaten PPU dengan Kabupaten Paser sejak tahun 2002, ada 12 kasus filariasis di wilayah PPU.

Menurut data yang dihimpun, dari 12 penderita tersebut satu orang telah meninggal dunia dan satu orang lainya berpindah domisili keluar daerah Kalimantan Timur. “Kebanyakan kasus itu, berada di Kecamatan Babulu dan Waru, jumlah itu pada saat kita masih bergabung dengan Kabupaten Paser,” ujar Eka Wardhana.

Faktor utama menularnya penyakit Kaki Gajah, menurut Eka, disebabkan karena terjadinya penularan cacing filarial yang memasuki tubuh seekor nyamuk lalu menularkannya ke tubuh manusia lewat gigitan.

“Untungnya Filariasis berbeda dengan DBD dan Malaria, kalau DBD itu gigitan ketiga atau keempat masih bisa tertular sama dengan Malaria, tapi kalau Filariasis ini berbeda mungkin bisa 10 gigitan bahkan ratusan baru terjadi penularan,” tuturnya. (wn1017)


Dinkes Sambangi Rumah ke Rumah

Senin, 18/12/2017

EKA wardhana

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.