Rabu, 20/12/2017

Direndam Banjir, Tanaman Padi Membusuk

Rabu, 20/12/2017

MEMBUSUK : Tanaman padi milik petani di kecamatan yang dekat dengan sungai Mahakam membusuk akibat terendam banjir.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Direndam Banjir, Tanaman Padi Membusuk

Rabu, 20/12/2017

logo

MEMBUSUK : Tanaman padi milik petani di kecamatan yang dekat dengan sungai Mahakam membusuk akibat terendam banjir.

SENDAWAR–Pascabanjir besar yang merendam sejumlah kecamatan di Kutai Barat (Kubar) bulan lalu, saat ini para petani yang berada di beberapa kecamatan pesisir Sungai Mahakam dan Kedang Pahu, mengeluh lantaran sawah dan ladang mereka yang sudah ditanami bibit padi beberapa waktu lalu, membusuk direndam banjir.

“Habis busuk, padahal padi sudah ada yang tingginya mencapai 30 centimeter. Karena daerah kami banjir pasti terendam lama, mencapai dua pekan,” jelas Ardiansyah (52) salah seorang petani sawah di Kecamatan Penyinggahan kepada Koran Kaltim, Selasa (19/12).

Begitu diungkapkan sejumlah petani ladang di Kampung Muara Benangaq, Kecamatan Melak. Mereka menyebut awalnya padi telah ditugal (ditanam) hampir berumur dua bulan. Tiba-tiba  datang banjir merendam hampir dua pekan, sebagian tanaman padi di ladang mereka membusuk. “Ada sebagai nyang hidup, tapi tidak maksimal. Kalau melihat kondisi sisa padi di ladang saat ini, tidak bisa diharapkan untuk berhasil panen. Kami berharap pemerintah melihat langsung kondisi kami,” kata Amer (46) salah seorang petani di Muara Benangaq.

Sedangkan di petani di persawahan Rapak Punang, Kecamatan Muara Pahu, juga mengakui kondisi yang sama. Namun menurut mereka, pasca banjir besar bulan lalu, memang masih ada srebagaian padi di sawah mereka yang bisa diharapkan.

“Memang ada sebagian yang rusak, tanaman padi patah kena arus banjir. Tapi sebagian masih ada yang bisa diharapkan. Kendala utama banjir Sungai Mahakam. Kita tidak bisa prediksi musim saat ini. Kami khawatir beberapa bulan kedepan datang lagi banjir,”  terang Sabri (50) warga Muara Pahu, kemarin.

Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Penyinggahan, Muhammad Faisal mengakui akibat  rendaman banjir itu Sungai Mahakam itu, membuat  puluhan hektare sawah di Kecamatan Penyinggahan gagal panen. “Baru beberapa bulan ditanam, malah datang banjir.  Seluruh areal sawah petani sudah terendam banjir kiriman dari hulu.  Sejak bulan lalu petani padinya membusuk. Sempat ditanam di luasan sawah 10 hektare sebelum datang banjuir,” bebernya melalui seluler, Rabu (19/12) siang.

Dia menuturkan, memang sebenarnya untuk Kecamatan Penyinggahan, areal sawah petani berada di dataran rendah yang merupakan pertemuan aliran Sungai Mahakam dan Danau Jempang. Sehingga, jika terjadi banjir besar dikawasan Mahulu, maka otomatis daerah Penyinggahan akan terendam dengan waktu cukup lama oleh banjir. “Untuk antisipasi mata pencaharian petani, kami segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kubar,” kata Faisal. (imr)


Direndam Banjir, Tanaman Padi Membusuk

Rabu, 20/12/2017

MEMBUSUK : Tanaman padi milik petani di kecamatan yang dekat dengan sungai Mahakam membusuk akibat terendam banjir.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.