Rabu, 17/01/2018
Rabu, 17/01/2018
Rabu, 17/01/2018
SANGATTA – Di Kutim tampaknya penyalahgunaan obat batuk oleh remaja semakin memprihantinkan. Banyak terlihat tumpukan sampah bekas bungkus obat batuk yang di duga digunakan sejumlah remaja untuk mabuk-mabukan.
Demam obat batuk untuk mabuk-mabukan ini tidak Hanya terjadi di daerah Sangatta saja, melainkan juga di daerah Kecamatan Sangkulirang. Parahnya, dilokasi ditemukannya bekas bungkus obat batuk tersebut juga ditemukan botol minuman air mineral dan alkohol juga. Diduga kedua bahan tersebut dioplos dan kemudian diminum sebagai pengganti minuma keras (miras).
Pemandangan tidak lazim ini ditemukan jajaran Polsek Sangkulirang bersama anggota Komisi D DPRD Kutim, Herlang, saat melakukan tinjauan lapangan, tepat di bawah Jembatan Sangkulirang, Kutim, pada Kamis (11/1) lalu.
Herlang mengatakan, penemuan tersebut sebenarnya bukan hal baru di Kutim. Sebab, di Sangatta juga ada tempat yang menjadi lokasi khusus anak-anak meminum oplosan dari obat batuk itu, di Jalan Guru Besar, Sangatta Utara.
Bahkan, baru-baru ini rombongan Pemkab Kutim menemukan banyak sampah dari obat batuk tersebut berserakan di Polder Iham Maulana Sangatta, Sangatta Utara. Diduga kuat adanya tumpukan sampah obat batuk tersebut merupakan bekas minuman keras yang dioplos. Umumnya cara ini digunakan remaja SMP bahkan beberapa anak setingkat SD.
Herlang menyatakan, itu merupakan wujud kenakalan remaja ‘zaman now’ yang sudah merebak di banyak daerah. Kutim saat ini termasuk daerah yang bisa dikatakan rawan narkoba. Sebab, minuman keras merupakan salah satu pintu menuju penyalahgunaan obat terlarang.
Herlang meminta masyarakat di Sangkulirang perlu meningkatkan keprihatinan terhadap anak remaja, dengan memberikan perhatian lebih. Sebab, salah satu pemicu anak melakukan kenakalan karena kurang mendapat rasa perhatian lebih dari orang tua maupun lingkungan sekitarnya.
“Peran dunia pendidikan juga harus mengimbangi. Sebab, dari bangku sekolah, anak-anak belajar banyak hal, baik sesuatu yang positif maupun negatif. Dari lingkungan sekolah harus membuat agar anak memiliki kesadaran dalam diri untuk menghindari miras dan narkoba,” ungkap dia, belum lama ini.
Ia pun meminta agar pemkab dan satpol PP bekerja sama dengan intansi vertikal semisal kepolisian untuk meningkatkan peran pengawasan di beberapa tempat. “Selebihnya, adalah peran orang tua agar membuat anak bisa lebih percaya diri tanpa menggunakan narkoba dan miras,” pungkas Herlang. (Yul1116)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.