Jumat, 19/01/2018
Jumat, 19/01/2018
Jumat, 19/01/2018
TANJUNG REDEB-Sejak dua minggu terakhir, pasokan elpiji 3 kg di Kabupaten Berau belum juga datang hingga membuat persediaan elpiji kembali langka. Hal ini membuat para agen elpiji di Kabupaten Berau resah. Mengingat, elpiji 3 kg tersebut sangat dibutuhkan oleh ibu rumah tangga yang sehari-hari digunakan buat memasak.
“Kita akui, jika pemasokan tabung elpiji 3 kg saat ini ada pengurangan. Bukan berarti tidak ada sama sekali, sehingga membuat masyarakat resah khususnya para ibu rumah tangga kelas menengah seperti saya ini yang menggunakan setiap hari buat memasak. Saya berharap, jika kelangkaan ini bisa segera teratasi dengan baikn oleh Pemkab Berau,” terang Ibu Rasti di salah satu agen elpiji 3 kg, kemarin.
Ibu Endang selaku pengecer elpiji 3 kg yang berjualan di Kampung Sei Bedungun mengungkapkan, jika kelangkaan ini sudah terjadi beberapa minggu ini. Hingga hari ini juga, dirinya belum mengetahui jelas terkait kelangkaanya yang terjadi. Mengingat, informasi masih simpang siur, sehingga pihaknya masih menunggu juga pengiriman dari agen yang ada di Berau.
“Kita saat ini setiap bulanya hanya mendapatkan 20 tabung gas melon, ini merupakan aturan yang telah disepakati. Sehingga, jika nanti masyarakat yang mencari elpiji 3 kg ke depan dan sulit mendapatkanya. Bukan dikarenakan kosong, namun memang segitu jatah yang didapat setiap pangkalan dari agen. Karena memang ada pengurangan, sebab penggunaan tabung melon tersebut hanya diperuntukan buat masyarakat kelas menengah ke bawah,” terangnya.
Kadisperindagkop Berau, Wiyati mengatakan belum mengetahui tentang kelangkaan tabung melon tersebut karena, berdasarkan data agen resmi yang ada, pemasokan tabung gas melon lancar saja.
“Saya belum bisa berkomentar banyak soal tabung gas 3 kg ini, dikarenakan staf saya yang membidangi masih terus melakukan pendataan terkait berapa pasokan elpiji 3 kg ke Berau dan berapa agen resmi yang ada di Berau beserta pangkalanya. Mengingat, laporan minggu lalu dari seluruh agen yang ada menyatakan tidak ada pasokan yang terlambat. Namun di lapangan, malah terjadi kelangkaan dan ini yang harus kita cari di mana akar permasalahanya,” pungkasnya. (ind)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.